Scroll untuk membaca artikel
Nur Afitria Cika Handayani
Jum'at, 31 Desember 2021 | 11:57 WIB
Ilustrasi dukun (Unsplash)

SuaraJatim.id - Istilah syirik terdapat dalam ajaran Islam. Syirik adalah salah satu perbuatan dosa besar dan jika seseorang membawanya hingga mati maka tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah.

Secara umun, syirik adalah perbuatan menyekutukan Allah, menuhankan zat lain selain Allah.

Maka dari itu, sebagian besar orang mengaitkan syirik dengan seseorang yang menyembah selain Allah, seperti berhala, matahari, gunung, pohon keramat dan sesajen di suatu arca.

Sirik berasal dari kata "syarika" yang mempunyai makna bersekutu, berserikat, bersama atau berkongsi.

Baca Juga: Bikin Merinding, Youtuber Ujang Bustomi Buka Museum Santet di Cirebon

Sehingga secara bahasa bermakna bersama-sama antara dua orang atau lebih dalam satu urusan atau keadaan.

Syirik merupakan dosa besar yang tidak dapat diampuni. Syirik berpotensi dilakukan semua manusia karena letaknya di dalam hati.

Terlebih jika seseorang melakukan suatu ritual atau kebudayaan, harus berhati-hati.

Allah SWT berfirman dalam QS. An Nisa: 48, yang artinya:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".

Baca Juga: 3 Postingan Kontroversial Five Vi, Soal Rokok hingga Lagu Ya Thoybah

Dalam Al- Quran kata syirik disebutkan sebanyak 227 kali dengan bentuk yang berbeda-beda, sesuai dengan konteksnya. Di antaranya sebagai berikut:

  • Persekutuan dalam kepemilikan harta, terdapat dalam Surah An Nisa ayat 12
  • Persekutuan dalam merasakan adzab di akhirat, terdapat dalam Surah Az Zukhruf ayat 39
  • Persekutuan dalam kekuasaan atau penciptaan antara Allah dengan berhala-berhala atau makhluk lain ciptaan Allah, terdapat dalam Surah Yusuf ayat 106 dan Al Imran ayat 36.

Ar-Raghib Al-Asfahaniy mengatakan jika syirik dibagi menjadi dua, yakni:

1. Syirik Al Akbar atau syirik besar

Syirik ini dalam hal bidang keyakinan, yakni meyakini adanya Tuhan selain Allah atau menyekutukan Allah dengan makhluk ciptaannya dalam hal ketuhanan.

2. Syirik Al Ashgar atau syirik kecil

Syirik ini berupa menyekutukan Allah dalam tujuan beribadah atau beramal kebaikan. Seseorang beribadah dengan tujuan memperoleh pujian dari orang lain. Padahal seharusnya beribadah hanya untuk mendapatkan keridhaan dari Allah.

Kedua jenis syirik di atas hukumnya haram. Allah tidak akan mengampuni dosa itu sebelum seseorang bertaubat sebelum meninggal.

Bentuk syirik sangat banyak, namun Ibnu Dihaq mengkategorikan menjadi tiga, yakni:

1. Menyandarkan perbuatan pada bintang-bintang. Bintang itu berpengaruh kepada alam yang ada dibawahnya, seperti tumbuhan, hewan dan segala materi. Untuk zaman sekarang, ketegori ini digambarkan dalam zodiak dan astrologi.

2. Menyandarkan perbuatan pada benda-benda. Ia meyakini jika perbuatan itu mampu memberikan efek dan sudah pasti terjadi tanpa ada campur tangan kehendak Allah.

Misalnya, orang meyakini api bisa membakar barang dengan sendirinya, pisau bisa memberi luka dengan sendirinya dan lain-lain. Pada intinya semua benda atau kejadian diyakini tidak ada kehendak Allah.

3. Menyandarkan perbuatan pada kehendak bebas manusia yang diberikan kekuasaan oleh Allah. Pada kategori ini, menusia seperti bergerak sendiri tanpa ada pengaturan dari yang membuat.

Ia tidak mempercayai kehendak dan takdir Allah, bahwa manusia bisa melakukan perbuatannya sendiri.

Cukup banyak bentuk perbuatan syirik di sekitar kita, kadang seseorang tanpa menyadari bisa melakukan perbuatan syirik.

Maka dari itu, kita semua harus berhati-hati kaitannya dengan akidah atau ketuhanan kepada Allah. Sebab jika dilakukan akan mendapatkan dosa besar.

Demikian penjelasan mengenai syirik. Dapat disimpulkan jika syirik adalah perbuatan dosa besar yang berupa menyekutukan Allah.

Semoga kita dijauhkan dari perbuatan ini.

Kontributor : Muhammad Aris Munandar

Load More