Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 21 Januari 2022 | 16:40 WIB
Banjir di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Banjir memang melanda sejumlah daerah di Jawa Timur. Mulai dari Lamongan, Jember hingga Kabupaten Mojokerto, Jumat (21/01/2022).

Di Kabupaten Mojokerto, hujan lebat kemarin juga menyebabkan air sungai meluap. Salah satunya di Desa Modongan Kecamatan Sooko. Akibat air sungai meluap SD Modongan pun tergenang air.

Kepala Sekolah SD Ainun Solikha mengatakan kalau banjir di sekolah terebut akibat dari luapan sungai di depan sekolah hingga meluber sampai ke halaman.

"Banjir yang terjadi ini akibat luapan air sungai yang ada di depan SDN Modongan," katanya seperti dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com.

Baca Juga: Kasus Kematian Novia Widyasari Ramai Lagi, Bripka Randy Kabarnya Belum Dipecat

"Karena tidak muat menahan debit air akhirnya mengalir ke sini (sekolah, red). Dampaknya, anak-anak terkendala dalam pembelajaran," ujarnya menambahkan.

Meskipun begitu, siswa sekolah tersebut tetap bersekolah. Salah satu siswi, Dila, mengatakan tidak bisa mengikuti proses belajar mengajar secara normal.

"Bagi saya menyesal karena tidak bisa mengikuti pembelajaran secara normal. Banjir ini mengganggu bagi saya, saya berharap air segera surut karena nanti banyak penyakit menular dan kita bisa kembali sekolah," ujarnya.

Meski halaman sekolah tergenang air banjir, namun proses belajar mengajar tidak terganggu. Jam pelajaran tetap dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir sampai pukul 10.30 WIB, meski baris-berbaris sebelum masuk kelas ditiadakan lantaran halaman sekolah yang tergenang air banjir.

"Iya, ada juga yang seharusnya ada pelajaran olahraga di luar kelas namun karena banjir sehingga anak-anak yang semestinya olahraga terkendala atau tidak dilaksanakan. Jika seandainya air di sungai tidak full, air tidak sampai ke sini," katanya.

Baca Juga: Bukan Hanya di Lamongan, Korban Investasi Bodong Terus Bertambah Sampai ke Mojokerto dan Gresik

Salah satu guru, Fatimah menambahkan, jika proses belajar mengajar tetap digelar tidak ada kendala.

"Karena air tidak masuk ke dalam kelas. Sejak kemarin malam, setelah habis Magrib air sudah penuh. Setiap tahun memang banjir, setiap tahun dua sampai tiga kali banjir," ujarnya.

Load More