SuaraJatim.id - Doa melunasi utang yang mujarab jika diamalkan dengan serius. Insya Allah utang Anda lunas
Doa melunasi utang ini diajarkan Rasulullah SAW. Umat muslim bisa membaca doa mustajab ini untuk membantu Anda dalam melunasi utang.
Berikut doa melunasi utang dikutip dari AyoBandung:
"Allaahummakfinii bihalaalika 'an haraamika wagh-ninii bifadh-lika 'amman siwaak"
Artinya :
"Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan yang dihalalkan oleh Engkau, jauhkanlah dari apa yang Engkau haramkan, kayakanlah diriku dengan keutamaan-Mu dari mengharap kepada selain Engkau."
Selain itu, sudah sepantasnya kita panjatkan doa ini ketika menghadapi kesulitan.
Allahumma inni audzubika minalhammi walhazani wa-audzubika minnal`ajzi walkasali wa a`udzubika minaljubni walbukh-li wa-audzubika min ghalabatid-da`ini waqahrir rijal
Artinya :
Baca Juga: Shalawat Jibril Penarik Rezeki Paling Kuat dari Segala Arah
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari duka dan susah, berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, dan berlindung kepada-Mu dari takut dan bakhil, serta berlindung kepada-Mu dari banyak hutang dan penindasan orang."
Apapun kesulitan yang kita hadapi hendaknya kita berserah diri pada Sang Khalik. Tapi tentu tak luput kita berusaha agar bisa melunasi hutang-hutang tersebut. Teruslah berikhtiar dan berdoa. Insya Allah, semuanya akan dimudahkan asal kita terus berhusnudzon kepada-Nya.
Bolehkan berutang?
Kita dianjurkan untuk hidup dalam kesedarhanaan tidak berfoya-foya dan melewati batas. Dan merupa kan salah satu sikap arif yang perlu kita lakukan sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Sang Khalik.
Sudah sepatutnya kita sebagai muslim untuk menghindari berhutang. Meskipun terkadang pada keadaan yang mendesak karena perkarang uang, kita terpaksa untuk berhutang. Itulah pentingnya bagi kita untuk memilah apakah itu kebutuhan pokok, kebutuhan pelengkap atau justru kebutuhan tersier/mewah.
Dilansir dari islampos.com, asal hukum berhutang itu boleh (jaa-iz). Namun, itu bukan berarti kita serta-merta mudah untuk berhutang. Jika kita berpikir akan berhutang, sudah sepatutnya memikirkan apakah kita mampu membayarnya atau tidak.
Kalaupun kita terpaksa untuk berhutang, maka ambillah pinjaman yang sekiranya kita mampu untuk membayarnya. Berkacalah dahulu pada kemampuan kita. Adapun Rasulullah sendiri sudah mengajarkan kepada kita doa diberikan kemudahan membayar hutang.
Demikian doa melunasi utang.
Berita Terkait
-
BCA Dianggap Punya Utang Negara Rp 60 Triliun, Benarkah?
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
-
CEK FAKTA: Benarkah Prabowo Akan Lunasi Semua Utang Rakyat dengan Dana Pribadi?
-
Utang Luar Negeri Tembus Rp7.014 Triliun, Bisa Bahaya Buat Pemerintah Indonesia
-
Bunyi Hadis Nabi Muhammad yang Dijalani Mpok Alpa Sebelum Meninggal: Berharap Surga dari Suami
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Panas! Guru Patrick Kluivert Semprot Balik Pengkritik Rafael Struick
-
Calon Pengganti Ole Romeny Tiba di Jakarta! Langsung Bela Timnas Indonesia di FIFA Matchday?
-
Emas Antam Kembali Menggeliat, Cek Harga Terbaru
-
Sedetik Bawa FC Utrecht ke Liga Europa, Miliano Jonathans Cetak Rekor untuk Timnas Indonesia
-
Panas! Alex Pastoor Serang Rekan Miliano Jonathans: Kenapa Itu Harus Diucapkan?
Terkini
-
Apresiasi pada Paskibraka Nasional, BRI: Dukungan terhadap Dedikasi dan Kedisiplinan
-
Bella Anjani Mahasiswi IKADO Surabaya Dorong Generasi Z LAWAN 'Narsisme' dengan Buku Ilustrasi
-
Niat Sholat Rebo Wekasan di Bulan Safar, Amalan Tolak Bala Beserta Pandangan Ulama
-
Festival Mangrove, Gubernur Khofifah Ajak Warga Jaga Ekosistem dan Bangun Ekonomi Berkelanjutan
-
DPRD Jatim Kritik Anggaran untuk Isu Perempuan dan Anak di Rancangan P-APBD 2025