Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 26 Januari 2022 | 12:20 WIB
Petani di Tuban yang menyesal menjual tanah -fakta terbaru warga kampung miliarder Tuban. [instagram]

SuaraJatim.id - Kisah warga kampung miliarder Tuban, Jawa Timur yang sempat menghebohkan pada 2021 lalu, rupanya menyisakan kisah pilu. Sebab, sebagian warga di Desa Wadung dan Sumurgeneng Kecamatan Jenu tersebut kini kebingungan tak memiliki penghasilan.

Berikut fakta terbaru warga kampung miliarder Tuban.

1. Tidak Memiliki Pekerjaan Tetap

 Setelah banyak warganya mendapat ganti untung dalam rangka pembangunan kilang minyak Pertamina, kini penduduk setempat malah menjadi pengangguran karena tak memiliki pekerjaan tetap.

Baca Juga: Warga Kampung Miliarder di Tuban Menyesal Jual Tanah ke Pertamina: Setiap Hari Saya Diomeli Istri karena Menganggur

Padahal tak lama setelah usai pembayaran ganti untung, banyak warganya yang membeli mobil baru dan lahan, namun kondisi tersebut kini sudah tak lagi dirasakan. Banyak warga yang mengaku susah mememunhi kebutuhan hidupnya.

 
Seorang warga Desa Wadung Musanam mengungkapkan hal tersebut. Pria berusia 60 tahun itu, kini mengaku kesulitan mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Dia tak menyangka kini mengalami kesulitan untuk sekedar mencukupi kebutuhan keluarganya.

Kepada Bloktuban.com-jaringan Suara.com, Musanam mengaku hidup bahagia sebelum ada proyek pembangunan kilang minyak di rumahnya yang berdiri di atas lahan 117 meter persegi.

"Saya mau melepas tanah dan rumah untuk kilang karena dijanjikan dipekerjakan sebagai pembersih rumput di area kilang minyak. Pekerjaan itu masih mampu saya kerjakan meskipun sekarang usia sudah 60 tahun," ujarnya.

2. Diiming-imingi Pekerjaan di Kilang Minyak

Baca Juga: Setelah Jual Lahan, Warga Kampung Miliarder Tuban Merasa Dibohongi Pertamina

Warga lainnya, Mugi kini juga kehilangan pekerjaannya sebagai petani, usai lahan 2,4 hektare miliknya dijual. Lahan yang menjadi tempatnya menggantungkan hidup itu, terjual Rp 2,5 miliar.

Padahal dari lahan seluas itu, Mugi kerap bisa memanen dari hasil panen dan mendapat untung Rp 40 juta sekali panen.

 "Sekarang ada perasaan menyesal karena sudah menjual lahan. Dulu lahan saya ditanami jagung dan cabai dan setiap kali panen bisa meraup Rp 40 juta tapi sekarang saya tak punya pendapatan lagi," katanya.

Pun tak hanya itu, ia juga mengaku awalnya tak berniat menjual lahan pertaniannya untuk pembangunan Kilang Minyak. Namun bujuk rayu petugas yang bernegosiasi untuk membebaskan lahan miliknya akhirnya membuatnya berubah pikiran hingga akhirnya melepas tanah garapannya itu.

"Petugas sering datang ke kebun. Mengiming-imingi pekerjaan untuk anak-anak tapi hanya bohong sekarang," katanya.

3. Akan Lapor ke Ahok

Load More