Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 01 Februari 2022 | 14:50 WIB
Salah satu klenteng tertua di Jawa ada di Gresik [SuaraJatim/Amin Alamsyah]

SuaraJatim.id - Perayaan tahun baru Imlek merupakan agenda wajib bagi umat Konghucu di seluruh dunia. Biasanya, para jemaah yang akan melakukan sembayang pergantian tahun, berdatangan di tempat beribadah atau Klenteng.

Suasana perayaan tahun baru Imlek juga terasa di Klenteng Kim Hin Kiong, Kabupaten Gresik, Selasa 1 Februari 2022. Lampion berwarna merah terpasang di setiap sudut jalan kampung pecinan, tempat klenteng berada.

Tidak lupa, ornamen naga juga terpasang di samping lampion, menambah nuansa Tionghoa terlihat sangat kental. Wajah baru kampung pecinan itu tidak hanya mengundang para umat Konghucu saja.

Masyarakat lain, yang juga ingin merasakan suasana imlek rela berdatangan. Mereka mengabadikan dirinya dalam kamera di ponsel.

Baca Juga: Petrokimia Gresik Kerahkan Gerakan Pengendalian Hama untuk Kawal 13.099 Hektare Lahan di Indonesia

Ditambah, Kim Hin Kiong merupakan salah satu kelenteng tertua di Pulau Jawa. Tempat itu diperkirakan sudah ada sejak abad ke-12, atau tepatnya pada tahun 1153 masehi. Masih sezaman dengan era Kerajaan Majapahit.

Keberadaan klenteng tua di Gresik tak mengherankan. Pasalnya, Gresik yang berada di pesisir utara, dulunya juga merupakan jalur perdagangan internasional.

Kedatangan etnis Tionghoa yang semula bertujuan berdagang, lambat laun memiliki tempat tersendiri. Tempat tersebut saat ini dikenal oleh masyarakat Gresik sebagai kampung pecinan. Kampung ini bersebelahan dengan kampung arab, tepatnya di Jalan Dr Setia Budi Pulopancikan.

Sekretaris Klenteng Kim Hin Kiong Toni mengatakan, penyebutan klenteng tertua di Pulau Jawa memang membutuhkan kajian khusus. Namun pihaknya, memiliki bukti fisik yang menunjukan kalau klenteng tersebut sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

"Ada buktinya berupa lukisan yang kami temukan tak sengaja di area klenteng. Disitu tertulis dengan jelas tanggal 01 bulan Agustus tahun 1153," katanya saat ditemui, Selasa (1/2/2022).

Baca Juga: Program FMM 2022, Semen Gresik Kucurkan Rp1,75 Miliar Perkuat Ekonomi Desa

Lukisan tua yang disebut Toni, menampakan gambar suasana pantai dan pesisir. Lalu di bawahnya tertulis tanggal dan tahun. Belum diketahui siapa pelukis aslinya. Namun lukisan itu tersimpan rapat di area klenteng, sampai akhirnya ditemukan pada tahun 2017 lalu.

"Rencana kami akan mengkaji lebih dalam lagi, sebab selama ini literasi terkait klenteng sangat minim sekali," katanya.

Disebutkan, luas klenteng Kim Hin Kiong dulunya sangat kecil. Hanya beberapa meter saja. Seiring waktu, area tersebut diperluas lagi, hingga ada ruangan khusus pemujaan untuk dewa, dan ruangan serba guna.

Klenteng Kim Hin Kiong sendiri memiliki 8 Dewa. Antara lain, Macho (Dewi Laut), Kwan Kong (Dewa Kejujuran), Thian Siang Sing Bo (Dewa laut), Kwan in (Dewi kasih sayang) dan Toa Pek Kong (Dewa bumi). Delapan Dewa itu sebelum perayaan imlek telah dibersihkan terdahulu dengan cara ritual khusus.

Sementara itu salah satu pengunjung Helen mengaku, perayaan imlek dibandingkan dengan tahun sebelum pandemi sangat jauh. Kendati masih dalam suasana bencana Covid-19, hal itu tak merubah kekhususannya dalam menjalankan ibadah pembuka tahun 2022.

Helan sendiri menuturkan, perayaan tahun baru imlek, biasanya merupakan ajang berkumpul bersama keluarga. Saat ini, karena kondisinya masih belum baik, acara kumpul bersama hanya dilakukan melalui telepon seluler.

"Karena biasanya, pas malam tahun baru imlek kami sekelurga kumpul di rumah, makan-makan lalu sembayang di rumah. Baru besoknya ke klenteng secara bersama-sama," jelasnya.

"Iya harapannya, semoga selalu sehat, rezekinya lancar khususnya pandemi segera selesai agar semuanya segera pulih kembali," tambahnya.

Kontributor : Amin Alamsyah

Load More