Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 15 Februari 2022 | 17:41 WIB
Seorang siswa memegang poster selama aksi protes oleh Federasi Pelajar Muslim terhadap larangan jilbab baru-baru ini di beberapa perguruan tinggi Karnataka di New Delhi, India, 8 Februari 2022. (ANTARA/Reuters/Anushree Fadnavis/as)

SuaraJatim.id - Beberapa hari terakhir India diramaikan isu larangan berhijab bagi mahasiswi muslim di salah satu kampus India Selatan.

Belakangan isu ini terus menggelinding dan menjadi ramai di negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia itu. Kini, isu tersebut juga kian ramai di bagian Uttar Pradesh, negara bagian yang paling padat penduduknya.

Sejumlah sekelompok anak muda di sana meminta salah satu perguruan tinggi di daerah itu juga melarang pemakaian hijab bagi mahasiswi muslim.

Desakan itu mencuat setelah otoritas di Karntaka membuat kebijakan tentang seragam mahasiswi yang salah satunya melarang penggunaan jijan bagi mahasiswi muslim di dalam kelas.

Baca Juga: Meluncur di India, New Kia Carens 2022 Disemat 6 Unit Airbag

Larangan itu berujung pada aksi protes dari mahasiswi Muslim yang kemudian mendapat protes balasan dari mahasiswa Hindu.

Kaum Muslim mengkritik larangan hijab sebagai cara lain untuk menyingkirkan komunitas yang berjumlah sekitar 13 persen dari 1,35 miliar juta penduduk India yang mayoritas beragama Hindu.

Di Uttar Pradesh, wilayah utara yang berbatasan dengan New Delhi, puluhan pemuda mendatangi kampus Dharma Samaj di distrik Aligarh pada Senin (14/2). Mereka menyerahkan memorandum kepada pihak universitas agar melarang hijab seutuhnya di lingkungan kampus.

Massa mengalungkan safron, selendang yang biasa dipakai umat Hindu India, kata kepala pengawas kampus Mukesh Bharadwaj, yang mengaku tidak mengenal orang-orang tersebut.

Saat ini pakaian keagamaan tidak diperkenankan di dalam kelas, namun dapat dipakai di tempat lain di lingkungan kampus.

Baca Juga: 158 WNA Bermukim di Sumbar, Mayoritas dari China dan India

"Dua tahun yang lalu isu serupa (tentang hijab) muncul dan isu tersebut mencuat lagi. Kami tidak mengizinkan jenis seragam keagamaan apa pun dan kami memiliki aturan seragam sipil semua orang," kata Bharadwaj kepada Reuters via telepon, Selasa.

"Tersedia ruang ganti untuk anak perempuan dan mereka dapat menyalin pakaiannya sebelum masuk kelas," katanya. "Kami sedang menyelidik isu tersebut."

Uttar Pradesh, yang diperkirakan memiliki penduduk sebanyak Brazil, diperintah oleh seorang biksu Hindu dari partai pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.

Perdebatan antara Hindu-Muslim kerap dimanfaatkan untuk keuntungan politik di negara bagian tersebut.

Isu hijab sudah sampai ke meja pengadilan di Karnataka dan persidangan tentang apakah hijab akan diizinkan di dalam kelas atau tidak akan dilanjutkan pada Selasa, (15/02/2022). ANTARA

Load More