Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 16 Februari 2022 | 06:29 WIB
Nur Hasan pimpinan Padepokan Tunggal Jati Nusantara [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Sosok Nur Hasan terus menjadi bahan perbincangan. Pria yang disebut-sebut sebagai pemimpin Padepokan Tunggal Jati Nusantara itu kini diperiksa polisi.

Nur Hasan memimpin anggota padepokannya menggelar ritual berujung maut di Pantai Payangan Kabupaten Jember Jawa Timur ( Jatim ). Sebanyak 24 orang ikut dalam ritual di pinggir pantai yang kemudian digulung ombak, Minggu (13/02/2022).

Akibatnya sebanyak 11 orang tewas dalam tragedi tersebut. Sementara sisanya selamat, termasuk Nur Hasan. Sempat dinyatakan sakit muntah dan mual, Ia akhirnya sembuh dan segera dipanggil kepolisian setempat.

Polisi menyelidiki kasus ini. Sebanyak 18 saksi telah diperiksa, termasuk Nur Hasan. Lalu siapa sebenarnya Nur Hasan ini?

Baca Juga: Petaka Ritual Pantai Payangan, Ketua Padepokan Tunggal Jati Nusantara Mulai Jalani Pemeriksaan Polisi

Padepokan Jati Nusantara berada di Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi. Nur Hasan disebut-sebut sebagai pemimpin padepokan ini. Di mata tetangganya, Nur Hasan dinilai sebagai orang baik.

Hal ini disampaikan tetangganya berinisial AH. Meskipun begitu, AH menyatakan tidak pernah mengetahui sepak terjang padepokan Tunggal Jati Nusantara itu.

"Dia itu tetangga saya, setahu saya dia bukan pimpinan padepokan. Bukan kiai yang punya banyak santri," katanya beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari Suaraindonesia.co.id jejaring Suara.com.

Ia justru mengatakan kalau Nur Hasan dikenal sebagai MC dangdut. Bahkan sempat bekerja di luar negeri sebagai pekerja migran (PMI) di Malaysia.

"Setahu kami, dia pernah kerja ke Malaysia dan sering menjadi MC di acara dangdutan. Kalau tidak percaya, silakan tanya tetangga lain," sambung dia.

Baca Juga: Viral Video Prosesi Penyembuhan Diduga Sebelum Gelar Ritual Maut di Pantai Payangan Jember

Kendati demikian, kepribadian Nur Hasan memang selama ini dikenal baik. Alhasil dirinya mengaku kaget mendengar kabar peristiwa ritual berujung maut di Pantai Payangan tersebut.

"Dia orangnya baik dan sering menyapa kalau ketemu di jalan. Hanya tidak menyangka, bisa seperti itu," herannya.

Sementara, Kepala Desa Dukuhmencek, Nanda Setiawan membantah ada padepokan di wilayahnya dan dipimpin oleh Nur Hasan.

"Saya katakan itu bukan padepokan. Hanya setiap malam Jumat Wage ngaji. Kalau tidak salah sebulan dua kali," jelasnya.

Seperti diberitakan, sejumlah 11 orang tewas digulung ombak besar saat menggelar ritual di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022) dini hari. Kasus itu masih dalam penyelidikan kepolisian setempat.

Sebelumnya, peristiwa naas menimpa 24 orang rombongan jamaah Padepokan Tunggal Jati Nusantara saat mengelar ritual khusus  berendam di pantai Payangan, Ambulu, Minggu (13/2/2022) malam. 

Insiden terjadi ketika para jamaah tengah melakukan ritual masuk ke dalam bibir pantai secara bersama-sama. Tiba-tiba ombak besar datang dan langsung menggulung mereka.

Sebanyak 11 orang tak dapat menyelamatkan diri dari ganasnya gelombang pantai selatan hingga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.  13 orang korban lainnya lolos dari maut dan dinyatakan selamat.

Load More