Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Sabtu, 26 Februari 2022 | 12:46 WIB
Ilustrasi hacker (Foto: twitter.com/RakyatdotNews)

SuaraJatim.id - Perang antara Ukraina vs Rusia yang sudah berlangsung dua hari ini merambah ke dunia maya. Mulai dari pembatasan media sosial sampai serangan siber.

Rusia misalnya, dua hari setelah membombardir pangkalan militer Ukraina mulai membatasi akses Facebook di negaranya. Ini dilakukan menyusul diabaikannya permintaan Rusia terkait empat media Rusia.

Hal ini disampaikan regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor. Menurut dia, Facebook mengabaikan permintaan mereka untuk mencabut larangan konten dari kantor berita RIA, Zvevda TV milik Kementerian Pertahanan, situs gazeta.ru dan lenta.ru.

"Sejalan dengan keputusan Kejaknsaan Umum, mulai 25 Februari Roskomnadzor mengenakan larangan akses sebagian terhadap jejaring sosial Facebook," kata Roskomnadzor, Sabtu (26/02/2022).

Ketika Rusia melawan Facebook, giliran Ukraina yang menjadi sasaran peretasan. Biro keamanan siber Ukraina mengatakan anggota militer mereka menjadi sasaran peretas asal Belarusia yang pro Rusia.

Baca Juga: Profil Oleksandr Zinchenko, Bintang Man City yang Sumpahi Vladimir Putin

Computer Emergency Response Team (CERT) Ukraina, dikutip dari Reuters, mengatakan peretas mencuri kata sandi email dan masuk akun surat elektronik tentara Ukraina.

Akun surat elektronik yang diretas ini mengirimkan pesan berbahaya ke daftar kontak. CERT menuduh grup berkode UNC1151 berbasis di Minsk yang mendalangi kampanye peretasan ini. Grup peretas beranggotakan tentara Belarusia.

Ukraina sudah mengalami berbagai serangan siber sebelum invasi Rusia pekan ini.

Beberapa hari lalu, ratusan komputer di Ukraina diserang dengan perangkat lunak penghapus data, yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.

Situs pemerintahan Ukraina, antara lain Kementerian Luar Negeri, mendapat serangan distributed denial-of-service (DDos).

Baca Juga: Curi Kata Sandi Email, Peretas Kirim Pesan Berbahaya ke Tentara Ukraina

Situs Kementerian Pertahanan Ukraina dan dua bank juga sempat mendapat serangan DDoS. ANTARA

Load More