Dikisahkan, Sunan Kalijaga meminta tolong untuk dibuatkan keris coten-sembelih (pegangan lebai untuk menyembelih kambing). Lalu Sunan Kalijaga memberikan besi sebesar biji asam Jawa kepada Raden Joko Supo.
Mengetahui besarnya calon besi tersebut, Empu Supo agak terkejut karena bobotnya yang berat sekali, tak seimbang dengan besar wujudnya. Dia tidak yakin apakah cukup untuk dibuat keris.
Namun Sunan Kalijaga meyakinkan, besi itu sebenarnya tidak hanya sebesar biji asam Jawa tetapi besarnya seperti gunung.
Setelah jadi keris dan diserahkan, Sunan Kalijaga kaget sekaligus kagum karena hasilnya yang melebihi perkiraanya. Semula, dia hanya ingin dibuatkan pegangan lebai (orang yang menyembelih kurban), ternyata yang dihasilkan keris yang indah.
Baca Juga: Begini Kronologis Ritual Maut yang Tewaskan Ibu dan Anaknya di Petilasan Mpu Supo Tuban
Keris dengan luk tiga belas berwarna kemerahan itu diberi nama Kiai Sengkelat (artinya bersemu merah). Lalu Empu Supo diberi lagi besi yang ukurannya sebesar kemiri. Setelah dikerjakan, jadilah sebilah keris mirip pedang suduk (seperti golok atau belati).
Begitu mengetahui wujud keris yang dihasilkan, Sunan Kalijaga sangat senang dan dinamakan Kiai Carubuk.
Pada suatu hari Sunan Kalijaga hendak pergi ke Cirebon untuk menemui Sunan Gunung Jati, ditemani Raden Joko Supo, Ki Ageng Malang Gati, Syeh Nur Samsudin, dan Ki Ageng Bantar Bolang. Termasuk beberapa orang santri dan prajurit dari Demak.
Saat Sunan Kalijaga melakukan salat malam dan bermunajat pada Sang Khalik, di bekas tapak kakinya ditemukan besi pamor sebesar buah sawo. Kemudian besi tersebut diserahkan pada Raden Joko Supo untuk dibuat menjadi sebuah keris.
Setelah selesai, keris tersebut diserahkan pada Sunan Kalijaga dan diberi nama keris Kiai Tapak. Keris liuk 13 tersebut oleh Sunan Kalijaga diserahkan kepada Kiai Ageng Malang Gati.
Baca Juga: Ibu dan Anak Meninggal Keracunan Gas Belerang Saat Gelar Ritual di Petilasan Mpu Supo Tuban
Satu keris karya Raden Joko Supo yang legendaris adalah keris Kiai Umyang. Nama keris itu diambil dari nama Dusun Sumyangjimpe, tempat Raden Joko Supo menyepi karena tak ingin terlibat dalam konflik antara Ratu Kalinyamat dengan Adipati Jipang Panolan, Aryo Penangsang.
Berita Terkait
-
Alasan Hotman Paris Ikutan Nimbrung di Kasus Ridwan Kamil vs Lisa Mariana
-
Asal-usul Tradisi Lebaran Ketupat: Punya Makna Mendalam, Tak Cuma soal Sajian Kuliner
-
Kapan Lisa Mariana Bongkar Rahasia Ridwan Kamil? Spekulasi Perselingkuhan Merebak
-
Lawan Ridwan Kamil, Lisa Mariana Akan Konferensi Pers Meski Kondisi Mental Tak Stabil
-
Lisa Mariana Ngaku Belum Tunjuk Kuasa Hukum Resmi, Sunan Kalijaga Ramai Dirujak
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
Terkini
-
Dari Desa untuk Warga, THR dan Jaminan Sosial Wujud Kepedulian Desa Wunut
-
Wanita Probolinggo Ditemukan Tewas Misterius di Pinggir Jalan
-
BRI Sokong UMKM Habbie: Minyak Telon dengan Ragam Aroma Terbanyak untuk Pasar Global
-
Jumlah Wisatawan ke KBS Surabaya Diprediksi Meningkat Hingga Hari Minggu
-
10 Korban Longsor di Jalur Cangar-Pacet Berhasil Ditemukan