Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 19 April 2022 | 08:05 WIB
Pendakwah kharismatik KH. Ahmad Bahauddin alias Gus Baha. (Foto: NU Online)

SuaraJatim.id - Malam Lailatul Qodar ada yang memaknai sebagai malam ketika malaikat turun ke bumi dengan membawa tugas memberi kedamaian, berkah, dan bimbingan.

Banyak hadits sahih tentang keutamaan malam di pertengahan bulan Ramadhan tersebut. Keistimewaannya, melakukan satu amalan pada malam Lailatul Qadar sama dengan amalan yang dilaksanakan selama 1000 bulan.

Karena itu, umat muslim di seluruh dunia mencarinya. KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengatakan perlu persiapan untuk mencari Lailatul Qadar.

Hal ini disampaikannya saat berbicara dalam program Narasi yang dipandu Najwa Shihab pada Ahad (2/5). Video yang diunggah dalam channel YouTube Najwa Shihab itu mengusung tema Bersama Gus Baha, Mencari Lailatul Qadar.

Baca Juga: Termasuk Malam Lailatul Qadar, Ini Waktu Mustajab Doa di Bulan Suci Ramadhan

"Di mana-mana yang namanya mencari itu ya ada persiapannya. Terkadang kita tidak persiapan, tapi merasa mencari. Kalau tidak ada persiapan, namanya menunggu. Bukan mencari," kata Gus Baha.

Teks mengenai Lailatul Qadar, kata Gus Baha, telah disabdakan Rasulullah SAW dalam hadis sahih agar kita mencari. "Bagi seseorang yang meyakini malam Lailatul Qadar datang di atas tanggal 20, jangan menafikan persiapan sejak 1 Ramadhan atau bahkan mulai Rajab," ujarnya seperti dikutip dari NUonline.

Selain itu, Gus Baha menekankan pentingnya menjaga perbuatan selama Ramadhan.

"Rasulullah SAW sering mencontohkan agar jangan membicarakan orang lain, jangan melakukan perbuatan dosa saat Ramadhan. Akan sia-sia pahala itu karena diambil orang yang kita bicarakan," ungkapnya.

Menurut Gus Baha, perlu perhitungan-perhitungan hukum yang matang. Apa artinya Ramadhan, kata dia, jika memakan riba atau hal haram, kemudian membicarakan orang lain.

Baca Juga: Mudahnya Dapat Lailatul Qadar Versi Gus Baha, Cukup Lakukan Hal Sederhana Ini

Ia melanjutkan, hukum-hukum tentang puasa, selain hukum dasar fikih yaitu tidak melakukan sesuatu yang membatalkan puasa, juga harus memakai hukum ilmu tasawuf.

"Seperti menjauhi riba, ghibah, dan namimah. Caranya agar bisa husnudzan kepada orang lain adalah melihat semuanya berdasarkan takdir Allah. Kita baik, tapi juga bisa buruk. Nah, yang sekarang buruk bisa jadi suatu saat jadi baik," ujarnya.

Gus Baha menegaskan, manusia tidak diutus Allah SWT untuk meneliti orang lain. Dengan mental demikian, di bulan Ramadhan kita lebih fokus mencari ridha Allah SWT dan mendoakan orang mukmin semuanya.

"Itu persiapan penting dalam mencari Lailatul Qadar," tandasnya.

Dalam kesempatan sama, Prof M Quraish Shihab juga berbicara tentang Lailatul Qadar. Menurut dia, Lailatul Qadar adalah tamu agung yang tidak akan berkunjung kepada seseorang yang tidak diyakini bisa menyambutnya dengan baik.

"Orang yang dikunjungi Lailatul Qadar adalah orang yang siap untuk dikunjungi. Persiapan itu selama ini terkadang terlambat," ungkap Prof Quraish.

Penulis Tafsir Al-Misbah itu mengungkapkan, semestinya sebelum malam 27 Ramadhan sudah ada persiapan. "Ada ungkapan bulan Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban itu menyiram, Ramadhan saatnya memanen," ujarnya.

"Jadi harus menyiapkan sejak awal," katanya menegaskan.

Selain itu, lanjut Prof Quraish, untuk mencari Lailatul Qadar harus memiliki hati yang damai, diri yang damai, termasuk damai kepada orang lain. "Lailatul Qadar tidak akan datang pada orang yang tidak damai," katanya menegaskan.

Load More