
SuaraJatim.id - Sidang perdana kasus kekerasan dan perampasan yang menimpa aktivis perempuan berinisial SAM digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jombang, Rabu (18/5/2022). Dalam persidangan itu, terdakwa berinisial Zn mengakui telah melakukan perampasan terhadap korban.
Ketua Crisis Centre (WCC) Jombang, Ana Abdilah mengungkapkan, dalam sidang yang digelar secara virtual itu, terdakwa Zn mengakui telah mengambil ponsel milik SAM.
SAM juga merupakan saksi dari kasus kekerasan seksual dengan tersangka Moch Subchi Al Tsani (MSAT) pengurus pesantren ternama di Ploso, Jombang.
"Tadi sidang agenda keterangan saksi korban. Dalam sidang tadi, intinya terdakwa menyesal dan minta maaf. Mengaku khilaf sudah mengambil ponsel korban," kata Ana, Rabu (18/5/2022) malam.
Baca Juga: Unjuk Rasa FRMJ Tuntut Polisi Segera Tangkap Anak Kiai Jombang Tersangka Kasus Pencabulan Santriwati
Disampaikan Ana, motif perampasan serta kekerasan yang dilakukan terdakwa Zn ini diduga berkaitan dengan kasus yang menjerat MSAT. Sebab terdakwa merupakan jamaah di pesantren yang dinaungi MSAT.
Selain itu, dari informasi yang didapat Ana, terdakwa juga merupakan salah satu petugas keamanan pesantren.
Sementara SAM, kata Ana merupakan aktivis perempuan yang juga saksi kunci dalam kasus kekerasan seksual dengan terdakwa MSAT. Pada tahun 2018, SAM bersama para perempuan yang mengaku menjadi korban kekerasan seksual MSAT melapor ke Polres Jombang. Namun, kepolisian justru menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).
"Kemudian terbitlah laporan baru di tahun 2019 dengan terlapor MSAT juga yang sampai saat ini menjadi DPO itu. Dia (SAM) pelapornya, dia sebagai pelapor dengan banyak korban tapi dia saksi bukan korban. Dia yang ada di dalam lingkup pada saat peristiwa kekerasan seksual itu," jelas Ana.
Ana menuturkan, lambannya proses hukum kasus kekerasan seksual yang dilakukan MSAT ini berdampak pada banyak pihak. Tak hanya SAM yang mengalami perampasan dan kekerasan, namun hal-hal kurang mengenakan juga dialami para korban kekerasan seksual MSAT.
Baca Juga: Tok..! Hakim Tolak Praperadilan Anak Kiai Jombang Tersangka Pencabulan, Kasus Bisa Dilanjutkan
Mereka merasa terintimidasi dengan berlarut-larutnya proses penanganan kasus tersebut. Lantaran para korban sering kali didatangi oleh orang-orang yang mengaku utusan dari pesantren. Kedatangan mereka bermaksud agar para korban tidak melanjutkan proses hukum.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Ada 53 Kasus Kekerasan Seksual Oleh Penyelenggara Pemilu Tahun 2023, Tapi Tak Diusut Tuntas
-
Ketika Pelindung Jadi Predator: Darurat Kekerasan Seksual di Indonesia
-
Jelang Sidang Pertama, Taeil Dikritik Usai Tertangkap Minum Bersama Teman
-
Viral! Pria Cabuli Remaja di CSB Mall Cirebon, Sempat Diamuk Massa
-
Pegawai Unram Hamili Mahasiswi KKN, Polda NTB Panggil 'S' Sebagai Tersangka
Terpopuler
- Selamat Tinggal Denny Landzaat, Bisa Cabut dari Patrick Kluivert
- Selamat Datang Pascal Struijk di Timnas Indonesia, Ini Bisa Bikin China Ketar-ketir
- 5 Motor Bekas Murah Harga Rp2 Jutaan: Semurah Sepeda Listrik, Mesin Bandel
- CEK FAKTA: Link Rekrutmen Koperasi Desa Merah Putih, Gaji Capai Rp8 Juta
- 7 Rekomendasi Sunscreen Korea Terbaik Dunia, Tersedia di Indonesia
Pilihan
-
Dilepeh Ajax, Simon Tahamata Kirim Sinyal Mau Jadi Dirtek Timnas Indonesia?
-
Tunda Pesta Juara Persib! Malut United Bongkar Cara Jinakkan Maung Bandung
-
Bali Blackout, Update Terkini Listrik di Pulau Dewata Padam
-
Sekolah Perintis Peradaban Magelang: Mengajar Anak Menjadi Tuan atas Diri Sendiri
-
Prabowo Bakal Kenakan Tarif Pajak Tinggi Buat Orang Kaya RI
Terkini
-
Manfaatkan Tren Sehat, BRI Bantu UMKM Gula Aren Tembus Pasar Lebih Luas
-
Alasan Wali Kota Surabaya Larang Buang Sampah ke Sungai, Bisa Bikin Air PDAM Naik Tajam
-
Kisah Umi Rosidah, Perajin Manik - Manik Mojokerto yang Berhasil Tembus Pasar Ameria
-
BRI Dukung Pemerintah Menyediakan Pendidikan Berkualitas lewat Program BRI Peduli Ini Sekolahku
-
Viral di Media Sosial, Pendaki Jember Dikabarkan Hilang di Gunung Saeng