Bahkan, lanjut dia, meskipun di kelas juga ada pelajaran seperti Pendidikan Pancasila pun tidak cukup untuk mengubah ideologis yang dipahami mahasiswa.
Dia menjelaskan alasannya, metode pengajaran program-program tersebut hanya sebatas di kelas. Waktu pengajaran pun cuma satu atau dua jam dilepas.
"Itu tidak terlalu efektif. Kelas besar juga. Cuma ceramah saja. Tapi memang ya kurang kuat dalam artian satu dua jam selesai kelasnya setelah itu dilepas. Ospek juga yang diberikan di fakultas lagi-lagi ya satu atau dua efisiensi jelas berkurang," paparnya.
Terpapar dari komunitasnya
Sementara menurutnya, mahasiwa yang mempunyai ideologi radikalisme ini cukup kuat. Dia terpapar paham tersrbut dari komunitasnya atau orang sekitarnya lebih banyak dari pelajaran atau program radikalisme.
Untuk itu, dia menjelaskan, untuk menderadikalis mahasiswa itu harusnya dengan cara menjauhkan dari komunitasnya. Tidak cukup dengan ceramah saja.
"Temuan studi terbaru itu gak cukup hanya ceramah. Saya berkali-kali ceramah ke napiter di Lapas. Juga gak bisa. Dari studi terbaru itu yang lebih efektif itu dijauhkan dari komunitasnya," kata dia.
Caranya adalah dalam hal ini bukan tugas dari pihak kampus saja. Yusli menjelaskan, butuh partisipasi warga sekitar mahasiswa untuk antisipasi radikalisme menghinggapi mahasiswa sejak dini.
Peran masyarakat di sini awalnya hanya untuk mendeteksi kejanggalan aneh mahasiswa yang cenderung memiliki ideologi ekstrimis.
Baca Juga: Mahasiswa UB Malang Dibekuk Tim Densus Gegara Kepul Dana Buat ISIS, Begini Respons Keras Dosennya
"Kita butuh pengawasan berbasis masyarakat atau komunitas dan berbasis budaya dalam hal ini masyarakat atau tetangga itu harus mengetahui," kata dia.
Warga sekitar, kata Yusli, seharusnya mampu mengenali mahasiswa dengan memanfaatkan budaya atau kultur jawa, yakni saling mengantarkan makanan.
"Kalau adat jawa itu ada namanya ater-ater makanan. Itu bisa mengatarkan makanan di tetangganya. Akhirnya bisa mengenali. Jadi orang atau tetangganya begini dalam beberapa hal gak mau. Itu bisa dideteksi dengan cara pendekatan seperti itu," imbuh dia.
Namun, kata Yusli, dalam konteks penangkapan IA, cara seperti itu tidak di lakukan. Dengan konteks masyarakat Kota kekinian, budaya-budaya seperti ater-ater makanan itu jarang ditemui.
"Kalau sekarang masyarakat kota individual. Kita gak tau kanan kiri tetangga kita merakit bom. Jadi itu pentingnya pengawasan berbasis budaya," kata dia.
Sementara untuk 'penyembuhan' paham radikalisme itu bukanlah tugas warga.
Berita Terkait
-
Mahasiswa UB Malang Dibekuk Tim Densus Gegara Kepul Dana Buat ISIS, Begini Respons Keras Dosennya
-
Sergio Silva Optimistis dengan Kekuatan Arema FC Musim 2022/2023
-
Meskipun 1900 Lebih Sapi Suspek PMK, Bupati Malang Akan Buka Pasar Hewan Ternak: Nanti Kita Anukan..
-
Malangnya Fifany, Anak Berkebutuhan Khusus di Sidoarjo Hilang Tercebur Sungai Belakang Rumahnya
-
Detik-Detik Pemilik Bengkel di Malang Nekat Masuk Bengkelnya Hingga Terkena Luka Bakar
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Banjir Lamongan Rendam 328 Hektare Sawah Warga, 13 Dusun Terdampak
-
Bubuk Mercon Diduga Penyebab Ledakan di Pacitan, 3 Rumah Hancur!
-
Heboh Ledakan Hancurkan 3 Rumah di Pacitan, Sejumlah Warga Luka-luka
-
BRI Perluas Layanan Lewat AgenBRILink untuk Akses Keuangan Merata, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Gubernur Khofifah Sapa Warga di Pasar Murah Bangkalan: Logistik Masyarakat Jelang Nataru Dipenuhi