
SuaraJatim.id - Angin kencang menerjang Lamongan, Jawa Timur. Akibatnya, dua kandang ayam di Desa Kebet ambruk.
Kandang ayam yang ambruk tersebut masing-masing milik Jaelani (26) dan Dadang (61), warga desa setempat. Akibat angin kencang pada Kamis (9/6/2022) tersebut, kerugian yang harus ditanggung oleh keduanya berkisar hingga ratusan juta.
Seperti diwartakan beritajatim.com, kandang milik Dadang ambruk hingga rata dengan tanah. Sedangkan kandang milik Jaelani, atap dan dinding kandang lepas hingga menyebabkan ratusan ayam mati.
Dadang mengaku, kandang miliknya yang berukuran 9×45 meter itu ambruk diterjang oleh angin yang berhembus dari arah utara.
Baca Juga: Tega Nian, Pria Lamongan Ini Unggah Foto Bugil Istrinya ke Facebook saat Mau Cerai
“Seingat saya, kejadiannya sekitar pukul 15.00 WIB,” ujar Dadang, Jumat (10/6/2022).
Untungnya, lanjut Dadang, ayam-ayam yang ada di kandangnya tersebut telah selesai di panen pada beberapa pekan lalu.
“Masih kosong, tidak ada ayamnya. Yang ada hanya peralatan dan perlengkapan kandang. Rencananya mau saya isi ayam lagi pada hari Sabtu atau Senin besok,” imbuh pria yang usaha ternak ayam sejak 10 tahun lalu tersebut.
Dengan ambruknya kandang ayam miliknya, ungkap Dadang, maka kerugian yang harus ia tanggung mencapai ratusan juta.
“Biasanya kandang ini bisa menampung 4000 ekor ayam potong. Sekarang ambruk, kira-kira kerugian ya sekitar Rp 100 juta. Tapi mau gimana lagi,” tandasnya.
Baca Juga: BMKG Minta Masyarakat Waspada Potensi Hujan di NTB Hari Ini Dan Besok
Di tempat terpisah, kondisi serupa juga dialami Jaelani. Kandang ayam miliknya yang berukuran 8×55 meter itu juga ambruk diterjang angin. Tak hanya kandangnya yang ambruk, ayam-ayam di dalam kandangnya pun juga banyak yang mati akibat insiden tersebut.
Nahasnya lagi, Jaelani mengaku, ayam-ayam jenis potong miliknya ini masih berumur 23 hari atau belum siap panen.
“Ada 500 ekor ayam yang mati. Yang terselamatkan ada 2000 ekor. Sebenarnya ini belum siap dipanen karena umurnya baru 23 hari,” kata Jaelani.
Jaelani menambahkan, ambruknya kandang miliknya ini pun harus memaksanya untuk menjual ayam-ayamnya yang berhasil diselamatkan agar ia tak semakin merugi.
“Ini terpaksa harus saya jual, jual rugi, umurnya masih 23 hari. Sebenarnya ayam ini baru bisa dipanen pada dua minggu mendatang. Per kilogramnya harganya jatuh sekitar Rp 4 ribu,” paparnya.
Mengenai beban kerugian yang harus ia tanggung, Jaelani mengaku belum bisa memastikan nominalnya secara pasti. Namun, kondisi kandang yang ambruk tersebut terlihat cukup parah.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Tega Nian, Pria Lamongan Ini Unggah Foto Bugil Istrinya ke Facebook saat Mau Cerai
-
BMKG Minta Masyarakat Waspada Potensi Hujan di NTB Hari Ini Dan Besok
-
Laju Kereta Api Jayabaya Terhenti Akibat Pohon Tumbang di Lamongan
-
Lewati Pemeriksaan X-Ray, Calon Jamaah Haji Asal Lamongan Ketahuan Bawa Cobek
-
Prakiraan Cuaca Indonesia 9 Juni 2022, Hujan Lebat Potensi Terjadi di Jabar, Jogja, Kaltim Hingga Bali
Terpopuler
- 3 HP Murah RAM 12 GB dan Memori 256 GB Terbaik Mei 2025
- Dirumorkan Jadi WNI, Pemain Keturunan Indonesia Berbandrol Rp596 M Dibajak Belanda
- 6 Rekomendasi HP Memori 512 GB dengan Chipset Dewa, Terbaik Mei 2025
- Heboh Visa Haji Furoda Belum Terbit, Ivan Gunawan Percaya Diri Tetap Berangkat
- 5 Rekomendasi Sepatu New Balance Terbaik untuk Traveling, Empuk dan Awet
Pilihan
-
5 Perbedaan Sunscreen Wardah UV Shield Airy Smooth dan Essential Gel, Pilih Mana?
-
Review Sunscreen Wardah UV Shield Acne Calming, Recommended buat Kulit Berjerawat
-
Erick Thohir Tambah Deputi di Kementerian BUMN, Buat Apa?
-
5 Rekomendasi Maskara Waterproof Terbaik, Bulu Mata Lentik nan Cantik
-
4 Manfaat Skincare Mengandung Salicylic Acid, Hilangkan Jerawat Bersihkan Kulit Berminyak
Terkini
-
Ajukan Kartu Kredit BRI Easy Card Kini Bisa Lewat Website, Cepat dan Praktis!
-
Strategi BRI Himpun Dana Murah Demi Stabilitas Pembiayaan Jangka Panjang
-
Hasil Survei Indikator Beberkan 100 Hari Kerja Khofifah-Emil
-
Cara Pemkot Surabaya Tangani Anak Nakal, Masukkan ke RIAS
-
Wagub Jatim Gerilya Kawal Investasi dari Jepang Tanpa Bebani APBD