Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 15 September 2022 | 19:08 WIB
Eri Cahyadi saat bersama Cak Kartolo di rumah mendiang Cak Sapari [Foto: Dokumentasi]

SuaraJatim.id - Kota Surabaya kehilangan salah satu seniman ludruk, Sapari Suhendra atau yang akrab disapa Cak Sapari. Mendiang Cak Sapari meninggal hari ini, Kamis (15/09/2022).

Cak Sapari merupakan seniman ludruk legendaris yang telah menghibur masyarakat sejak Tahun 1960-an. Namanya sangat populer bagi pecinta ludruk. Ia mulai dikenal publik setelah bergabung dalam Kartolo Cs.

Banyak orang merasa kehilangan dengan berpulangnya Sapari, termasuk Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Untuk mengenang dan menghormati kepergian anggota Grup Ludruk Kartolo Cs itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menggelar kegiatan seni dan budaya bertajuk "Mengenang Cak Sapari".

Eri Cahyadi mengatakan Surabaya tengah berduka sebab ditinggal sosok Cak Sapari. Untaian doa kemudian disampaikan oleh Eri Cahyadi.

Baca Juga: Cak Sapari Legenda Ludruk Meninggal, Anak: Kemarin Malam Bapak Sudah Tidak Kuat Lagi

"Beliau adalah orang yang hebat karena telah membawa (mengharumkan) nama Surabaya menjadi kota yang besar. Insya Allah saya bersama Cak Kartolo dan teman-teman (Pemkot Surabaya) akan menggelar kegiatan seni dan budaya "Mengenang Cak Sapari"," kata Cak Eri usai mengunjungi rumah duka.

Melalui kegiatan seni dan budaya bertajuk "Mengenang Cak Sapari", Pemkot Surabaya berniat untuk menghidupkan kembali Balai Pemuda menjadi pusat kesenian dan budaya. Untuk membuka lagi Balai Pemuda nanti bakal digelar kesenian tersebut.

Eri juga mengaku sudah berkoordinasi dengan Kartolo CS serta keluarga Sapari untuk bersiap dalam gelaran seni dan budaya tersebut.

"Kedua akan saya canangkan juga, tempat seni yang ada di Surabaya itu letaknya di Balai Pemuda. Monggo (silahkan) bisa dimanfaatkan oleh para seniman secara bergantian. Nanti dia bisa menjual tiket pementasan dan hasilnya juga bisa dimiliki oleh para seniman," ungkapnya.

Dalam gelaran kesenian untuk mengenang Cak Sapari itu, Cak Kartolo akan bersinergi dengan Grup Ludruk The Luntas. Bahkan Eri juga akan ikut bermain dalam pementasan ludruk itu.

Baca Juga: Berpulangnya Cak Sapari, Seniman Ludruk Legendaris Asal Jawa Timur

Harapannya nanti dengan kegiatan tersebuat juga bisa mengajak seluruh masyarakat Kota Surabaya membangkitkan seni dan budaya di Balai Pemuda. Sedangkan untuk mulainya gelaran tersebut, Pemkot Surabaya akan menyesuaikan jadwal kegiatan Cak Kartolo.

"Cak Kartolo masih ada keperluan, karena beliau akan operasi katarak. Setelah itu, 10 hari berikutnya belum dibolehkan tampil dan kita menyesuaikan waktunya beliau," ujarnya.

"Sebab, kita juga ingin menunjukkan perjuangan Cak Sapari dan Cak Kartolo, bagaimana mengikat tali persahabatan dan persaudaraan sampai maut memisahkan, bahwa persahabatan mereka tidak dipisahkan oleh waktu dan zaman," katanya menambahkan.

Sementara itu, Kartolo mengaku kehilangan dengan kepergian sahabatnya itu. Ia pun mengenang perjalanan saat berproses bersama dalam berbagai lakon ludruk. Menurutnya, kenangan yang paling berkesan adalah bisa berduet dengan Cak Sapari saat tampil di luar Provinsi Jawa Timur.

"Seperti di Lombok, Bontang, atau Batam, itu kenangan banyak. Saya merasa kehilangan saat Cak Sapari berpulang karena di panggung sudah cocok duet bersama-bersama," kata Cak Kartolo.

Bagi Cak Kartolo, Sapari itu sahabat yang cukup pendiam. Ia mengenal sahabatnya itu sejak 1980, ketika bertemu di lokasi rekaman kaset Nirwana. Bahkan, menjelang tutup usia, Grup Ludruk Kartolo Cs masih berproses bersama di film layar lebar Lara Ati yang disutradarai langsung oleh Bayu Skak.

"Saya juga mengapresiasi keinginan Pak Wali Kota Eri Cahyadi yang ingin menggelar kegiatan "Mengenang Cak Sapari". Monggo kalau Pak Wali yang ngajak (main ludruk), saya merespon baik. Iya nanti bisa menggelar ludruk gabungan dengan teman-teman yang lain," ucapnya.

Senada dengan sang suami, Ning Tini istri Cak Kartolo juga merasa kehilangan dengan kepergian Cak Sapari. Ia pun berharap para generasi muda bisa meneruskan cita-cita Cak Sapari untuk melestarikan kesenian ludruk.

"Merasa kehilangan sekali, kami sudah berkumpul sejak tahun 1980 dan sudah berproses bersama. Saya harap generasi muda bisa meneruskan cita-citanya Cak Sapari, mudah-mudahan bisa lanjut dan melestarikan seni budaya ludruk di Surabaya dan Jawa Timur," katanya.

Load More