Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 18 September 2022 | 19:20 WIB
Ilustrasi kekeringan. (Shutterstock)

SuaraJatim.id - Bencana kekeringan selalu terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur ketika kemarau tiba. Di Kabupaten Ngawi misalnya, sejumlah desa di sana selalu menjadi langganan kekeringan.

Namun kemarau kali ini jumlah desa yang mengalami kekeringan parah lebih sedikit dibanding kemarau lalu. Saat ini ada 37 desa mengalami kekeringan, lebih sedikit dibanding 2021 lalu yang mencapai 44 desa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi, telah mendistribusikan bantuan air bersih ke sejumlah desa yang mengalami kekeringan tersebut.

Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ngawi, Anang Heri Prabowo di Ngawi, Sabtu (17/09/2022).

Baca Juga: Fahri Tikam Paru-paru Ayahnya yang Kena Stroke hingga Tewas, karena Bosan Merawat

"Bantuan air bersih di antaranya dikirim ke Desa Sumber Bening, Kecamatan Bringin. Utamanya di Dusun Mbuan yang telah dua kali dilakukan droping air bersih," ujarnya dikutip dari ANTARA.

Menurut dia, setiap pendistribusian air bersih, membutuhkan minimal dua hingga empat truk tangki air. Hal itu tergantung dari jumlah warga yang ada di setiap daerah yang mengalami kekeringan. atau krisis air bersih.

"Adapun kapasitas pengiriman per truk tangki mencapai sebanyak 5.000 liter air," kata dia.

Anang menambahkan, jumlah desa yang mengalami kekeringan berkuran ini salah satunya disebabkan masuknya bantuan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) ke sejumlah wilayah di Kabupaten Ngawi.

Guna menangani ancaman kekeringan di musim kemarau tahun 2022, BPBD Kabupaten Ngawi akan mendistribusikan bantuan air bersih bekerja sama dengan PDAM setempat ke desa-desa yang membutuhkan.

Baca Juga: Terungkap! Pak Wachid Dibunuh Anak Kandungnya Sendiri, Pelaku Mengaku Khilaf

Pemkab Ngawi juga menambah bantuan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) secara bertahap bekerja sama dengan pemerintah pusat untuk mengatasi daerah yang rawan terjadi kekeringan tiap tahun, demikian Anang Heri Prabowo.

Load More