Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 28 September 2022 | 07:39 WIB
Fans Persebaya Surabaya, Bonek, menyerbu lapangan setelah tim kesayangannya kalah 1-2 dari RANS Nusantara FC dalam lanjutan BRI Liga 1 2022-2023 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (15/9/2022). [SuaraJatim.Id]

SuaraJatim.id - Pasca kerusuhan Bonek Mania di Gelora Delta Sidoarjo (GDS), ternyata berdampak besar dalam keuangan Persebaya Surabaya. Kejadian tersebut menyebabkan kerugian miliar rupiah.

Kerugian miliaran rupiah itu diakui oleh Persebaya. Diumumkan dalam akun Instagram resmi mereka @officialpersebaya. Dijelaskan, kerugian itu akibat hukuman lima pertandingan home tanpa penonton dari Komisi Disiplin PSSI.

Sekretaris Tim Persebaya Ram Surahman membenarkan perihal kerugian miliaran rupiah ini. Ram menyebut angka Rp 5 miliar dari nilai promotion value yang diberikan kepada para sponsor.

Sebagaimana diketahui, Persebaya memiliki lima sponsor musim ini, Kapal Api, Kings Wallet, Exta Joss, MPM Honda, dan Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Baca Juga: Jelang Bertandang ke Arema FC, Ini yang Dipersiapkan Persebaya

"Semuanya mendapatkan benefit dalam pertandingan. Mulai dari umbul-umbul, sampling produk, a-board, dan sebagainya," ujarnya, Selasa (27/9/2022).

Benefit yang diberikan langsung kepada penonton tidak bisa diberi lagi. Sampling produk, brosur, dan interaksi lainnya dengan fans hilang. Sama halnya dengan umbul-umbul, akan sia-sia dipasang jika tidak ada penonton.

"Dengan angka penonton Persebaya yang begitu besar, mendekati rata-rata 30 ribu per pertandingan di Gelora Bung Tomo, hitungan kerugiannya mencapai Rp 1 miliar setiap game. Jika lima game tanpa penonton kerugiannya ya Rp 5 miliar," jelasnya.

Kerugian lainnya adalah dari pendapatan tiket penonton. Dengan asumsi penonton 25 ribu per game, seperti halnya rata-rata penonton di GBT musim ini, kerugian bisa mencapai 9,4 miliar untuk lima game. Sebagai catatan, tiket pertandingan Persebaya saat ini Rp 75 ribu untuk ekonomi. Dan Rp 250 ribu untuk VIP.

Plus denda PSSI dan biaya perbaikan stadion Gelora Delta Sidoarjo, total kerugian bisa melebihi Rp 15 miliar.

Baca Juga: Siapkan Skema Kedatangan Aremania Jelang Duel Arema FC vs Persebaya, Panpel: Kami Berkoordinasi dengan Aparat Keamanan

Kabarnya, rata-rata biaya klub liga satu semusim sekitar Rp 60 miliar. Artinya, kerugian akibat kerusuhan di Sidoarjo bisa menutupi seperempat kebutuhan tim satu musim.

Sebelumnya saat Presiden Persebaya, Azrul Ananda, saat mengumumkan pengunduran diri di depan Bonek dia menyampaikan bahwa masa depan klub tergantung suporternya.

Kerusuhan suporter yang dialami Persebaya tidak hanya sekali ini. Sejak 2017, kerusuhan itu terjadi pada 12 Oktober 2017, ketika Persebaya kalah 0-1 dari Kalteng Putra di GBT pada babak 16 besar Liga 2 Grup C.

Sebelumnya, pada bulan Mei, Bonek juga melakukan demonstrasi agar Iwan Setiawan dipecat setelah kalah dari tuan rumah martapura FC.

Pada 2018, mess pemain menjadi sasaran demonstrasi. Bus tim yang sedang mengangkut pemain pulang dari laga away dilempari telur.

Sedangkan pada 2019, Persebaya didemonstrasi setelah kalah dari Arema FC. Kantor Persebaya dan beberapa Persebaya Store mengalami vandalisme dan digembok suporter yang kecewa.

Di stadion, bahkan terjadi dua kerusuhan selama 2019. Pertama pada 19 Juni ketika Persebaya bermain imbang 1-1 melawan Madura United di babak delapan besar Piala Indonesia. Pertandingan dihentikan beberapa menit sebelum laga berakhir.

Kerusuhan di stadion kedua pada 2019 terjadi pada 29 Oktober. Ketika itu, Persebaya tertinggal 2-3 dari PSS Sleman dalam matchday ke-25. Suporter masuk ke lapangan, melakukan perusakan, dan pembakaran.

Untuk memperbaiki stadion saja, Persebaya menghabiskan lebih dari 500 juta saat itu. Plus kena pertandingan usiran tanpa penonton sampai akhir musim.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More