Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 02 Oktober 2022 | 12:24 WIB
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya Surabaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]

"Disinilah awal mula tragedi dimulai...Setelah peluit di bunyikan, para pemain arema tertunduk lesu dan kecewa," ujarnya.

Pada saat itu, pelatih Arema dan tim manager mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke supporter.

Disisi lain, ada 1 orang supporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa.

"(suporter) Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka. Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat John Alfarizie mencoba memberi pengertian kepadan oknum-oknum tersebut," lanjutnya.

Baca Juga: Buntut Tragedi Stadion Kanjuruhan, Jokowi Minta Liga 1 Dihentikan

Namun, oknum tersebut semakin banyak berdatangan hingga situasi tidak kondusif di lapangan.

Bahkan, sejumlah suporter juga melempar berbagai macam benda ke arah lapangan.

Akhirnya pemain pun digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.

Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.

Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter.

Baca Juga: Perintah Jokowi, Kapolri Investigasi Total Tragedi Sepak Bola di Kanjuruhan

"menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, dipentung dengan tongkat panjang, 1 supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya," jelasnya.

Load More