Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 01 Maret 2023 | 09:50 WIB
Ilustrasi mayat/ kamar mayat/ jenazah. (Shutterstock)

SuaraJatim.id - Cerita tragis ini terjadi di Banyuwangi Jawa Timur ( Jatim ). Seorang bocah SD berinisial MR (11), ditemukan meninggal dunia gantung diri. Ia disebut-sebut sebagai korban bullying di sekolah.

Ini diketahui setiap pulang ke rumah, bocah cerdas ini konon sering menangis. Meskipun begitu, kasus bunuh diri bocah warga Kecamatan Pesanggaran itu sampai sekarang masih diselidiki oleh kepolisian setempat.

Kepala Dispendik Banyuwangi, Suratno, mengatakan pihaknya telah melakukan konfirmasi langsung ke pihak sekolah. Menurut keterangan guru dan teman sebayanya, korban termasuk anak aktif di sekolah dan disayang oleh para guru.

"Pengakuan guru dan teman-temannya, tidak ada pembulian terhadap korban di sekolah. Dia termasuk anak aktif dan disayang gurunya," ujar Suratno dikutip dari suarajatimpost.com jejaring media suara.com, Selasa (28/2/2023).

Baca Juga: CEK FAKTA: Geger Ferdy Sambo Nekat Akhiri Hidup dengan Gantung Diri, Benarkah?

Guna mencegah aksi perundungan di sekolah, Suratno mengatakan, Dispendik akan terus mengevaluasi dan mengoptimalkan peran sekolah untuk menjadi agen yang bisa merubah karakter anak didik agar semakin inklusif.

Secara teknis, Dispendik akan mengoptimalkan peran satuan tugas (Satgas) Anti Perundungan dan Kekerasan Anak di sekolah yang telah dibentuk sebelumnya.

"Kami kuatkan kembali Satgas Anti Perundungan dan Kekerasan di sekolah ini dengan melibatkan banyak pihak," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang bocah laki-laki di Banyuwangi memilih bunuh diri diduga tak tahan karena kerap mendapat perundungan atau bullying di sekolah.

Bocah ini mengakhiri hidup dengan gantung diri. Tubuhnya ditemukan menggantung dengan seutas tali plastik di dapur rumahnya. Korban ditemukan gantung diri pada Senin (27/2/2023) sore.

Baca Juga: CEK FAKTA: Ferdy Sambo Nekat Akhiri Hidup dengan Gantung Diri, Benarkah?

Korban pertama kali diketahui oleh ibunya, Ws (50), usai pulang dari sawah. Berdasarkan keterangan polisi, hampir setiap hari korban yang berstatus anak yatim itu selalu dibully teman-temannya.

Korban juga tak kuat ketika selalu dikatakan kurang mampu. Ibunya hanya buruh harian. Setiap pulang sekolah, korban selalu menangis dongkol. Karena minder diduga akibat selalu dibully. Akhirnya, korban nekat gantung diri.

Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.

Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.

Load More