Fabiola Febrinastri
Jum'at, 12 Mei 2023 | 11:20 WIB
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (12/5/2023). (Dok: Pemprov Jatim)

SuaraJatim.id - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasinya kepada seluruh elemen masyarakat termasuk pelaku usaha dan industri atas optimismenya bahwa Jatim bisa bangkit pasca pandemi Covid-19. Tren pertumbuhan positif ekonomi Jatim ini merupakan buah dari kerja keras, semangat dan harapan yang tak pernah padam. 

"Ini menjadi bukti bahwa semangat dan harapan yang terus kita pupuk dan perjuangkan menuai hasil positif. Alhamdulillah, pertumbuhan ekonomi di Jatim ini diharapkan juga berimbas pula pada peningkatan kesejahteraan warga Jatim," ujarnya, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (12/5/2023).

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada Kuartal I Tahun 2023 tercatat tumbuh signifikan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, ekonomi Jatim pada Kuartal I tahun 2023 terhadap Kuartal I tahun 2022 (y-on-y) tumbuh sebesar 4,95%.

Pertumbuhan ekonomi di Kuartal I 2023 kembali mengukuhkan Jatim sebagai penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa. Kontribusi Jatim terhadap perekonomian Pulau Jawa sebesar 24,99%, tertinggi kedua setelah DKI Jakarta, sebesar 29,60%. Sedangkan untuk perekonomian Nasional, Jatim berkontribusi sebesar 14,29%.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Tekankan Tiga Prinsip untuk Petugas Haji Indonesia

"Alhamdulillah, secara y-on-y semua lapangan usaha di Jatim mengalami pertumbuhan positif. Yang paling signifikan adalah Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh sebesar 19,39%, diikuti lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan tumbuh sebesar 11,74%, serta lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh sebesar 9,43%," urai Gubernur Khofifah.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (12/5/2023). (Dok: Pemprov Jatim)

Ia menambahkan, secara q-to-q, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim, menurut lapangan usaha masih didominasi oleh Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 31,00 persen; diikuti oleh Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 19,13 persen; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 10,76 persen, serta Konstruksi sebesar 8,79 persen. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Jawa Timur mencapai 69,69 persen.

Namun yang menarik, dari sisi pertumbuhan, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tercatat tumbuh paling signifikan yakni mencapai 14,29% di Kuartal 1 2023 ini. 

Padahal pada kuartal sebelumnya sektor ini sempat mengalami kontraksi. Hal ini menjadi bukti bahwa komitmen Pemerintah Provinsi Jatim terhadap keberlangsungan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tidak main-main. 

Sejak beberapa bulan lalu, Gubernur Khofifah terus berupaya mendorong sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Beragam program beserta problem solving terus digencarkan baik dari hulu hingga ke hilir.

Baca Juga: Tinjau Pertanian, Gubernur Khofifah: Ngawi Masuk Jajaran Daerah Tertinggi Penghasil Padi Nasional

"Produksi pertanian, kehutanan, dan perikanan Jatim tidak hanya untuk kebutuhan Jatim saja, namun juga provinsi-provinsi lain yang juga ikut bergantung pada Jatim, sehingga produktifitasnya harus dijaga betul, karena Jatim adalah lumbung pangan nasional," terangnya.

Selain sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan Perdagangan Besar-Eceran juga tumbuh sebesar 1,07%. Kemudian Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 0,97%.

"Sedangkan PDRB menurut pengeluaran, secara q-on-q masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) yang mencakup lebih dari separuh PDRB Jawa Timur yaitu sebesar 60,62%," tandas Khofifah.

Selanjutnya diikuti oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 47,63%, komponen Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)  sebesar 26,79%, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P)  sebesar 2,52%, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 1,18%. Sementara, Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 39,40 persen.

"Komponen yang mengalami pertumbuhan secara q-to-q adalah Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 3,74% dan Komponen PK-LNPRT sebesar 1,29%," imbuhnya.

Sedangkan secara y-on-y pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen PK-LNPRT yang tumbuh sebesar 9,47%, diikuti oleh Komponen PKRT dan Komponen PMTB yang masing-masing tumbuh sebesar 5,36 persen dan 5,11%. Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 0,05 persen.

"Pertumbuhan positif di Kuartal I 2023 ini menjadi langkah yang baik untuk menyongsong perekonomian setahun ke depannya. Dengan semangat Jatim Bangkit, kita optimistis, pertumbuhan ekonomi Jatim di tahun 2023 bisa lebih baik di banding tahun sebelumnya," pungkasnya.

Load More