SuaraJatim.id - Dusun Langai, Desa sumberkolak, Situbondo, Jawa Timur berisikan 20 kepala keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 50 jiwa. Mereka selalu dihadapkan masalah yang sama setiap musim kemarai, yakni air bersih.
Sumber mata air di dusun tersebut mengering ketika kemarau. Warga pun harus menuruni bukit untuk mendapatkan air bersih.
Ketua Komisi I DPRD Situbondo Hadi Prianto berharap, masalah air bersih di dusun yang tak jauh dari perkotaan tersebut dapat segera terselesaikan.
"Meskipun ada sekitar 20 kepala keluarga (KK) di Dusun Langai, ini juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah bagaimana solusi terbaik buat masyarakat agar pada musim kemarau mendatang tak lagi kekurangan air bersih akibat sumber mata air mengering," ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (4/8/2023).
Baca Juga: Dampak El Nino, Dua Kecamatan di Boyolali Alami Bencana Kekeringan
Selain air bersih, puluhan jiwa di dusun tersebut juga belum teraliri listrik. Hadi berharap pemerintah daerah segera membenahi jaringan listrik yang ada di dusun tersebut.
"Saya sebelumnya juga sudah menghubungi mitra Komisi I, yakni BPBD berkoordinasi terkait kekurangan air bersih di Dusun Langai agar tidak terjadi lagi di tahun mendatang," kata Hadi.
Masalah jaringan listrik juga dikeluhkan Kepala Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Supandi.
"Kalau sudah teraliri listrik, kami bisa intervensi melalui APBDes untuk sumur bor. Kami harap juga ke pemerintah daerah, pembangunan infrastruktur jalan untuk memudahkan warga beraktivitas, terlebih saat warga kami turun mengambil air bersih pada musim kemarau," kata Supandi.
Supandi menyampaikan, masalah jaringan listrik ini juga dialami warga Dusun Polai, Desa Sumberkolak.
Baca Juga: Kekeringan Mulai Ancam Kabupaten Bogor, 7 Kecamatan Krisis Air Bersih
Sebelumnya, Polres Situbondo membantu pemerintah daerah setempat mendistribusikan air bersih ke Dusun Langai terdampak kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari pada musim kemarau.
Pendistribusian air bersih dilakukan untuk membantu masyarakat di satu dusun itu, karena hampir setiap hari masyarakat yang tinggal di perbukitan itu harus turun untuk mendapatkan air bersih bagi kebutuhan sehari-hari.
Berita Terkait
-
Endress+Hauser Indonesia Bangun Infrastruktur Air Bersih di Pedesaan
-
Cek Fakta: Pramono Anum Sebut Layanan Air Bersih di Jakarta Hanya Mencapai 44 Persen, Apa Iya?
-
Pramono Janjikan Akses Air Bersih 100 Persen Tahun 2029
-
KPK Akui Belum Periksa Bupati Situbondo yang Jadi Tersangka
-
Klaim Siap Tahan Bupati Situbondo, KPK: Semua Tersangka Pasti Ditahan pada Waktunya, Cuma...
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
Media Asing Soroti 9 Pemain Grade A Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Siapa Saja?
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
Terkini
-
Bawaslu Jatim Minta Hormati Masa Tenang: Jangan Ada Pengumuman Hasil Survei
-
Pesan Penting Said Abdullah untuk Kader PDIP Jatim di Masa Tenang
-
Tega! Kronologi Suami di Gresik Aniaya Istrinya Hingga Meninggal
-
Gunakan Alat Seadanya, Emil Dardak Ikut Turunkan APK
-
APK Calon Kepala Daerah Dibersihkan dari Jalanan Kota Surabaya