Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Rabu, 30 Agustus 2023 | 10:30 WIB
Gunung Butak (Instagram.com/@instanusantaramalang)

SuaraJatim.id - Gunung Butak memang tidak sepupoler Semeru, Arjuno, maupun Lawu. Namun, gunung dengan ketinggan 2.868 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut memiliki keindahan yang tak kalah memesona.

Secara administrasi, Gunung Butak masuk wilayah Kabupaten Malang dan Blitar. Ada dua jalur yang bisa dilalui pendaki, yakni via Panderman Kota Batu atau Sirah Kencong di Blitar.

Salah satu primadona di gunung ini, yaitu padang sabana yang luas dan bunga edelweis.

Namun, di balik keindahannya tersebut Gunung Butak juga menyimpan sejuta misteri. Beberapa pendaki mengaku pernah mengalami hal-hal mistis di gunung tersebut, salah satunya Yuda Irawan.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan di Tol Singosari, 2 Orang Meninggal Dunia

Pendaki asal Kabupaten Blitar itu mengaku pernah mengalami hal mistis. Kisahnya bermula saat dia mendaki beserta 4 temannya melalui jalur Sirah Kencong di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

Dia mulai mendaki pada pukul 13.00 WIB. Beberapa jam setelah berjalan tibalah di pos 2. Di situ Yuda mengaku mendengar suara gamelan dan gending-gending jawa.

“Kami mendaki berempat dan berangkat jam 13.00 WIB dan sampai di Pos 2 setelah ashar. Di sana hanya saya yang mendengar gamelan saat saya tanyakan ke rombongan,” ujar Yuda dikutip dari Beritajatim.com--jaringan Suara.com.

Padahal, ketika berangkat tidak ada warga di sekitar lereng Gunung Butak yang menggelar hajatan atau kesenian jaranan.

“Suaranya dekat dan jelas, tapi waktu di basecamp saya nggak melihat ada pagelaran apapun,” kata Yuda.

Baca Juga: Polisi Tentukan Nasib Terduga Pelaku Penganiayaan Hingga Meninggal Siswa MTs di Blitar

Yuda mengungkapkan, pemimpin rombongan pendakian yang diikutinya akhirnya buka suara saat perjalanan pulang. Menurutnya, ada mahkluk lain yang mengenalkan bahwa di gunung dan hutan manusia tidak hidup sendiri.

“Pemimpin rombongan kami disaat perjalanan pulang jelasin kalau hal mistis umum terjadi karena mereka (jin) ada, Ia menjelaskan ketika kami sudah perjalanan pulang agar tidak ada yang takut dan panik.” katanya.

Load More