Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Senin, 13 November 2023 | 20:30 WIB
TPN Ganjar-Mahfud gerilya ke pondok-pondok di Jawa Timur, guna meminta restu di Pilpres 2024. [TPN Ganjar-Mahfud]

SuaraJatim.id - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mulai melakukan gerilya dengan bersilaturahmi dan memohon doa restu ke sejumlah kiai khos di Kabupaten Situbondo.

Silaturahmi tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, dan Komjen Pol (purn) Luki Hermawan selaku Deputi Kinetik Teritorial TPN Ganjar-Mahfud.

TPN Ganjar-Mahfud mendatangi Ponpes Salafiyah Safiiyah dan bertemu dengan KH Azaim Ibrahimy dan KH Afifuddin Muhajir. Ponpes Salafiyah Safiiyah

Selain itu, TPN Ganjar-Mahfud juga berkunjung ke Ponpes Darul Mubtadiin, Blitok, Bunhatan dan bertemu KH Furqon Al Kayyis. Kemudian ke Ponpes Nurul Jadid, Paiton.

Baca Juga: Keluarga Putra Putri Polisi Jatim Dukung Ganjar-Mahfud: Menangkan di Wilayah Masing-masing

Tim juga singgah ke Ponpes Miftahul Ulum 2, Besuki untuk sowan kepada KH Muhaimin A Rozaq. Rombangan juga sowan KH Abdul Wahid pengasuh Ponpes Al-Ishlah Besuki.

Saat di Ponpes Darul Mubtadiin, Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi menyampaikan ada 5 juta anak-anak bangsa belajar di pondok pesantren dalam semua tingkatan. Menurutnya, ini meruapakan kekuatan besar yang dimiliki bangsa Indonesia.

"Ini kekuatan besar memaksimalkan bonus demografi, maka santri itu harus benar-benar memiliki kualitas yang baik dan unggul," kata Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, Senin (13/11/2023).

Dia menyampaikan, Ganjar-Mahfud sangat peduli dengan pendidikan. Capres dan cawapres yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Perindo, dan Partai Hanura itu memberikan janji politik berupa beasiswa maupun dana bantuan pendidikan dan penelitian.

"Pengetahuan, ilmu dan pendidik yang mereka perlukan terus didorong agar bisa mengelola Indonesia dengan baik dan mampu bersaing ditingkat global," katanya.

Baca Juga: Muhammadiyah Gelar Uji Publik Capres, Prabowo-Gibran di UMSurabaya

Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat juga sempat menyinggung mengenai Indonesia Emas pada 2045. Tuan Guru Pajang menyebut, Ganjar dan Mahfud MD berkomitmen untuk menyiapkannya. Menjelang itu perlu ada trobosan hukum dan penegakan keadilan.

"Kita perlu sosok yang komitmen dan mempunyai rekam jejak kuat pada penegakan hukum, dan itu ada pada bapak Mahfud MD," ungkap TGB.

Sementara itu Luki Hermawan menyampaikan, dukungan dan restu para kiai khos kepada Ganjar-Mahfud menjadi suntikan dan dorongan energi baru bagi mereka. Dia menyebut, para kiai khos punya harapan untuk adanya jenderal penegakan hukum.

"Sungguh luar biasa responnya para Kiai Khos Situbondo. Kami tidak mengira bagaimana sambutan positif itu. Yang penting di sini kami semakin percaya diri untuk Jawa Timur dengan dukungan para kiai," kata Luki.

Pertemuan dengan para kiai di Situbondo, kata Luki, menghasilkan banyak sekali insight bagi TPN maupun bagi Ganjar-Mahfud. Banyak pesan-pesan khusus dari para kiai pada Ganjar-Mahfud. Seperti misalnya peningkatan kualitas pendidikan untuk pesantren, penegakan hukum yang totalitas, hingga intensif bagi guru-guru di lembaga pendidikan agama.

"Dukungan positif di Situbondo menjadi salah satu modal dasar saya untuk terus melakukan door to door di wilayah Jawa Timur ini. Mudah-mudahan apa yang disampaikan oleh para kiai ini bisa terwujud. Untuk tugas-tugas dari para kiai sudah kami sampaikan ke Pak Ganjar-Mahfud. Tinggal kita banyak berdoa untuk kelancaran Ganjar-Mahfud," katanya.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Salfiyah Syafi'iyah Sukorejo, KH Afifuddin Muhajir menyampaikan, Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang bisa menekan angka korupsi. Selain itu bisa melakukan penegakan hukum secara tegas dan perbaikan moralitas.

"Yang paling saya harapkan sejak dulu sampai sekarang bagaimana korupsi di Indonesia bisa ditekan, dikurangi dan dicegah. Penegakan hukum, perbaikan moralitas. Karena berbagai persoalan acaranya di situ. Saya berharap Pak Mahfud bisa melakukan itu," kata Kiai Afif.

Kiai Afif mengingatkan jangan sampai memilih pemimpin seperti beli kucing di dalam karung. Memilih pemimpin harus dilandaskan berbagai hal. Selain kedekatan secara sosok, memilih pemimpin harus yang memiliki visi dan ideologi kuat.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More