Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Kamis, 14 Desember 2023 | 10:47 WIB
Ilustrasi pembunuhan ibu yang dilakukan anak sendiri (freepik)

SuaraJatim.id - Kasus pembunuhan Hasiya (60) yang mayatnya ditemukan di Desa Keting, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, 13 November 2023 akhirnya terungkap sudah.

Ternyata sangat mengerikan, sang anak perempuan ikut terlibat pada pembunuhan sang ibu di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Saat ini akhirnya para pelaku ditangkap polisi bersama dua pria yang jadi tersangka, satu di antaranya kekasih sang anak perempuan.

Sekedar diketahui, bahwa semasa hidup Hasiya pernah bekerja sebagai asisten rumah tangga di Surabaya dan kemudian kembali ke Jember dan tinggal di rumah SN (40), putrinya di Kecamatan Kencong.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meroket, Dinkes Jatim: Waspada Varian Baru

Selama di Jember, Hasiya bekerja bersama AW (50), seorang pria warga Mojokerto untuk menagih utang. Ia tak menyangka kelak pria ini yang akan menghabisinya.

Hasiya mengetahui bahwa putrinya yang janda itu menjalin hubungan dengan seorang duda asal Lumajang berinisial SA (50). Hubungan cinta keduanya ditolak Hasiya. Ini yang kemudian membuat SA sakit hati. Cintanya kepada SN tak terbendung.

SA kemudian meminta izin kepada SN untuk memberi pelajaran kepada Hasiya. Entah apa yang ada di benak SN, sehingga mengabulkan keinginan kekasihnya itu.

Demi memuluskan niatnya, SA meminta bantuan AW. Maka pada Minggu (13/11/2023) dini hari jam setengah dua itu, AW menjemput Hasiya. Percaya dengan rekan sekerjanya itu, Hasiya pun berboncengan menuju Keting dengan dibuntuti SA dan SN.

Di sebuah lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk, eksekusi terhadap Hasiya dilakukan. Tangan Hasiya dipegangi oleh AW yang juga memukul kepala sang peempuan malang itu dengan gagang sabit.

Baca Juga: Pria di Jember Ditemukan Tewas Berlumuran Darah Tanpa Luka, Polisi Beri Penjelasan

Sementara SA menggorok leher Hasiya tersebut dengan pisau. Celana Hasiya juga dilepas untuk mengambil uang Rp 1,2 yang disimpan di sana. Celana dan pisau itu dibuang para pelau ke sungai.

Tanpa saksi mata kasus pembunuhan itu membutuhkan waktu untuk diungkap. Polisi meminta keterangan dari saksi dari keluarga, kerabat, dan tetangga Hasiya. Titik terang terlihat. SN menjadi tersangka pembunuhan itu.

“Otaknya SA. Rencana awalnya memberi pelajaran. Namun terbukti pada saat pelaksanaan, tidak ada upaya dari SN untuk menghalangi penganiayaan korban atau melaporkannya, melainkan malah melindungi tersangka,” kata Kepala Kepolisian Resor Jember Ajun Komisaris Besar Moch Nurhidayat, dikutip dari Beritajatim -jaringan Suara.com, Kamis (14/12/2023).

Polisi bergerak meringkus AW di Kalimantan Timur dan SA di Kencong. Namun barang bukti berupa sepeda motor yang digunakan untuk menjemput Hasiya sudah digadaikan. Polisi juga mencari barang bukti celana dan pisau yang dibuang malam itu.

Para tersangka dijerat dengan pasal 338, 339, 340 junto 55 ayat 1 KUHP. “Ancamannya hukuman mati, seumur hidup, dan 20 tahun penjara. tergantung peran masing-masing. Kalau untuk tersangka yang melakukan perencanaan, hukuman mati yang kami pasang,” kata Nurhidayat.

Load More