Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Sabtu, 23 Desember 2023 | 16:42 WIB
Suasana Masjid Rahmat, Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/6).

SuaraJatim.id - Artsitekturnya tak tampak sama sekali sudah berdiri sejak ratusan tahun lalu. Bangunannya secara keseluruan juga terlihat modern.

Masjid Rahmat yang berada di Kembang Kuning, Surabaya ini telah berdiri sekitar abad ke-14. Konon, masjid tersebut merupakan berawal dari sebuah musala kecil yang didirikan Sunan Ampel.

Melansir dari laman Pemkot Surabaya, Masjid Rahmat merupakan masjid tertua di Surabaya.

Dahulu bentuknya hanya gubuk surau tiban dengan atapnya dari bambu dan jerami. Kisah berdirinya masjid diawali saat Raden Rahmat atau Sunan Ampel baru tiba dari Majapahit.

Baca Juga: Hari Ini Wapres Ma'ruf Amin ke Jatim: Salat Jumat di Masjid Jami Bangil hingga Ziarah Makam Anak Sunan Gunung Jati

Beliau melakukan perjalanan menggunakan perahu kecil melalui Sungai Berantas menuju ke kawasan Ampel Denta. Sebuah tanah yang dijanjikan Prabu Brawijaya, raja Majapahit kala itu.

Dalam perjalanannya Sunan Ampel singgah di kawasan Kembang Kuning. Beliau memutuskan untuk tinggal sejenak sembari menyebarkan agama Islam.

Diceritakan, penyeberan agama Islam oleh Sunan Ampel di kawasan tersebut tidak berjalan mulus. Ujian datang dari Mbah Wirasoeroyo, tokoh di Kembang Kuning yang berjuluk Ki Mbang Kuning.

Mbah Wirasoeroyo yang masih beragama Hindu mengajak Sunan Ampel atau Raden Rahmat berduel.

Singkat cerita, Ki Mbang Kuning takluk dari Sunan Ampel dan mau memeluk Islam. Sunan Ampel lantas mendirikan surau kecil untuk berdakwah. Namun seiring berjalannya waktu, Sunan Ampel melanjutkan perjalanannya ke Ampel Denta.

Baca Juga: 117.410 Tiket untuk Libur Nataru 2023 Sudah Terjual 76 Persen, Daop 8 Surabaya Prediksi Ini

Mbah Wirasoeroyo tetap tinggal di surau tersebut. Berjalannya waktu, Mbah Wirasoeroyo meninggal dunia. Surau kecil peninggalan Sunan Ampel tidak terurus ditutupi hutan belantara.

Beberapa puluh tahun kemudian surau kecil dengan tatakan batu bata dengan empat tiang dan beratapkan daun tebu tersebut ditemukan oleh warga.

Hingga akhirnya musala tersebut dibangun menjadi masjid. Tempat tersebut sempat dijuluki oleh warga sebagai masjid tiban.

Pada tahun 1967 Masjid Rahmat sempat direnovasi dan diresmikan oleh Presiden RI pertama Soekarno. Hingga sekarang masjid tersebut menjadi jujukan umat Islam. Di bulan-bulan tertentu, masjid tersebut banyak diziari warga sekitar Surabaya, seperti Gresik dan Lamongan.

Tidak jauh dari Masjid Rahmat, terdapat makam Wiroseroyopun yang dikenal sebagai Mbah Karimah dimakamkan tak jauh dari lokasi Masjid Rahmat. Di dalam masjid juga terdapat sebuah sumur yang konon tak pernah kering.

Masjid ini juga memiliki radio Islam pertama bernama Yasmara yang digunakan sebagai syiar agama Islam. Hingga sekarang adzan Masjid Rahmat atau Kembang Kuning digunakan sebagai rujukan penanda adzan.

Load More