SuaraJatim.id - Pemerintah dinilai telah memberikan kado menyakitkan di Tahun Baru 2024 kali ini untuk para petani di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Apalagi saat ini banyak penolakan dari para petani soal pengurangan kembali pupuk bersubsidi oleh pemerintah untuk petani di Kabupaten Jember.
Petani menilai pengurangan ini semakin menjauhkan Indonesia dari ikhtiar swasembada pangan.
“Kado istimewa yang menyakitkan petani pada 2024: alokasi pupuk bersubsidi turun 50 persen. Tahun 2023, alokasi urea 66 ribu ton dan NPK 38.200 ton. Tahun 2024, sesuai Peraturan Gubernur, Urea 37.007 ton, dan NPK 24.257 ton,” kata Jumantoro, Ketua Forum Komunikasi Petani Jember, dikutip dari BeritaJatim -jaringan Suara.com, Senin (1/1/2024).
Baca Juga: Lagi Bawa Motor Tiba-tiba Tiang PJU Roboh Saat Hujan Angin, Pelajar Asal Jombang Meninggal Dunia
Jember bukan satu-satunya yang mengalami pengurangan. Petani di Jawa Timur secara keseluruhan tahun ini memperoleh jatah 574.347 ton pupuk urea bersubsidi dan 389.357 ton pupuk NPK bersubsidi. Daerah dengan jatah urea bersubsidi terbanyak adalah Tuban sebesar 44.186 ton dan Lamongan zsebesar 42.736 ton.
Menurut Jumantoro, semua alokasi dikurangi sesuai peraturan Menteri Pertanian. “Kalau ini tidak segera direvisi, petani semakin menderita. Produksi padi turun drastis. Petani akan berjibaku dan bersusah payah bertahan di tengah kebijakan yang tak berpihak,” katanya.
Jumantoro berharap pemerintah segera merevisi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022 dan mengembalikan subsidi pupuk untuk 70 komoditas pertanian. “Selain itu, subsidi jangan hanya diperuntukkan urea dan NPK, tapi ZA dan SP-36 juga harus disubsidi sesuai kebutuhan petani, karena kondisi tanah daerah satu dengan daerah lain dan dua jenis pupuk itu masih dibutuhkan,” katanya.
“Cukupi kebutuhan rill petani sesuai yang diajukan. Petani juga berhak sejahtera. Apa gunanya petani disuruh menyusun e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Elektronik) bila pemerintah tidak bisa memenuhinya,” kata Jumantoro.
Jumantoro menilai kebijakan pemeruntah saat ini tidak mencerminkan keberpihakan pemerintah kepada petani. “Bukan swasembada pangan yang didapatkan, tapi kehancuran pangan yang akan dirasakan dan impor pangan jadi andalan. Jangan jadikan impot andalan,” pungkasnya.
Baca Juga: 8 Spot Terbaik Melihat Bintang di Jawa Timur, Dijamin Terpukau Tak Ada Habisnya
Berita Terkait
-
6 Fakta Petani Milenial Dapat Gaji Rp10 Juta
-
Sampang Mencekam: Konflik Pilkada Renggut Nyawa Pendukung Calon Bupati
-
Petani Tembakau Ngadu ke #LaporMasWapres Terkait Rancangan Permenkes
-
Adu Pendidikan Melody vs Raffi Ahmad, Siapa Lebih Cocok Jadi Ikon Petani Milenial?
-
Berapa UMP Jawa Timur 2025? Cek Bocoran Terbaru dan Simulasi Hitungannya
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
Debat Pilkada Dianggap Gagal, Aktivis Minta Solusi Lokal untuk Krisis Iklim di Kaltim
-
Harga Emas Antam Masih Bertahan Tinggi di Level Rp1.541.000/Gram Pada Akhir Pekan
-
Sambut Presiden dengan Kemewahan, Mercedes-Maybach S650 Pullman Jadi Tunggangan Prabowo di Abu Dhabi
-
Tangan Kanan Bongkar Shin Tae-yong Punya Kendala di Timnas Indonesia: Ada yang Ngomong...
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
Terkini
-
APK Calon Kepala Daerah Dibersihkan dari Jalanan Kota Surabaya
-
Cari Smartphone Samsung yang Terbaru? Ini Rekomendasinya
-
BRI Dukung Penuh OPPO Run 2024, Ada Diskon hingga Cashback Menarik
-
Kosongkan Tribun Utara, Suporter Persik Bentangkan Spanduk 'Kick Politik for Football'
-
Kesaksian Detik-detik Atap Sekolah SD di Jember Ambruk Saat Jam Pelajaran, Murid Berhamburan