Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Jum'at, 05 Januari 2024 | 19:43 WIB
Prabowo kampanye di Cilincing. (Dok: Istimewa)

SuaraJatim.id - Demi menjaga kedaulatan Indonesia, salah satu hal penting yang dilakukan tentu saja modernisasi Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia atau Alutista. Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto disebut beperan untuk modernisasi alutista.

Juru bicara Menhan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak membeberkan perrran Prabowo untuk modernisasi alutista demi memperkuat pertahanan dan menjaga kedaulatan NKRI.

"Dampaknya ya sumber daya alam kita mudah dicuri, kedaulatan kita terganggu, kita dianggap remeh oleh negara tetangga dan sebagainya," ucap Dahnil seperti dikutip, Jumat (5/1).

Menurutnya, situasi dalam hal geopolitik dan geostrategi saat ini sangat dinamis dan masih penuh dengan ketidakpastian.

Baca Juga: Prabowo Sebut Pers Penjaga Demokrasi, Harus Bebas dan Objektif

Sebagai contoh, konflik Palestina-Israel yang menghangat kembali, pertempuran Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung, serta ketegangan dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

"Iklim ini menciptakan berbagai aliansi dan blok-blok kepentingan yang berbeda. Dengan demikian, kondisi geopolitik dan geostrategis di kawasan kita masih sangat kompleks. Jika kita tidak memperkuat peralatan militer kita dan tidak memperkuat pertahanan kita, kita dapat terperangkap dalam berbagai konflik tersebut," papar Danhil.

Danhil berikan contoh lebih lanjut tindakan yang dilakukan Prabowo dalam berbagai kesempatan mengenai pentingnya modernisasi alutsista.

"Prabowo selalu menekankan bahwa jika peralatan militer kita tidak cukup kuat, maka sumber daya laut kita akan terus-menerus dirampas oleh pihak asing,"

"Mengapa? Karena kapal-kapal yang digunakan oleh negara-negara asing itu lebih modern dan canggih daripada milik kita. Oleh karena itu, Prabowo telah mengambil langkah-langkah seperti pembelian kapal selam, kapal fregat, dan lainnya untuk menjaga perairan kita," jelasnya.

Baca Juga: Survei LSI di Jatim: Prabowo - Gibran Jauh Tinggalkan Ganjar - Mahfud MD dan Anies - Muhaimin

Peran Penting Modernisasi Alutsista

Bagi Prabowo, situasi alutsista Indonesia sangat memprihatinkan. Hal ini semakin jadi sorotan pasca enggelamnya KRI Nanggala di perairan Bali yang menjadi perhatian internasional.

Indonesia, sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia yang dihuni oleh lebih dari 270 juta penduduk, tersebar di atas 17 ribu pulau, dan memiliki sumber daya alam yang melimpah, menjadikan pertahanan dan keamanan sebagai aspek yang sangat krusial.

Terutama dengan meningkatnya dominasi China di kawasan Laut China Selatan (LCS), yang mengklaim sebagian besar wilayah tersebut yang kaya akan sumber daya alam, termasuk perikanan dan energi.

Klaim ini tidak hanya meningkatkan ketegangan geopolitik di wilayah ASEAN, seperti dengan Malaysia, Filipina, dan Indonesia, tetapi juga mendorong Amerika Serikat (AS) sebagai pemain utama dunia untuk mengirimkan armada kapal induknya ke wilayah LCS guna mempertahankan kebebasan navigasi.

Dengan alat-alat utama sistem pertahanan yang masih dalam kondisi yang terbatas, Indonesia tentu saja memiliki bargaining power yang rendah di tingkat regional.

Hal ini tidak dapat diabaikan, terutama mengingat meningkatnya ketegangan geopolitik global antara kekuatan Barat (AS dan Eropa) dengan China.

Munculnya hegemoni baru yang menantang kekuatan lama, yang dikenal sebagai "incumbent power," biasanya memiliki kemungkinan untuk memicu konflik bersenjata. Probabilitas ini telah tercatat tinggi, mencapai 75% menurut penelitian dari Bridgewater Associates.

Presiden Joko Widodo telah menegaskan bahwa modernisasi alutsista harus menjadi komponen integral dari investasi dalam sektor pertahanan Indonesia.

Dalam pidato yang disampaikannya saat merayakan HUT ke-78 TNI di Monas, Jakarta, pada  17 Agustus lalu, Jokowi memberikan perintah bahwa setiap anggaran yang dialokasikan untuk belanja alutsista harus mengutamakan produk-produk dalam negeri.

Jika ada pembelian produk luar negeri, maka perlu dilakukan transfer teknologi yang akan menguntungkan industri pertahanan dalam negeri.

"Modernisasi alutsista harus menjadi bagian penting dari pengembangan investasi dalam industri pertahanan domestik. Ini harus didukung oleh transfer teknologi yang signifikan dan peningkatan sumber daya manusia. Prioritas harus diberikan kepada produk-produk dalam negeri.

Terkait dengan hal ini, saya ingin mengingatkan bahwa anggaran yang digunakan berasal dari uang rakyat, sehingga perlu dikelola dengan cermat dan diputar kembali untuk kepentingan rakyat," ujar Jokowi.

"Meskipun modernisasi alutsista sangat penting, kita harus diingat bahwa keuangan negara terbatas dan anggaran negara terbatas,"

"Anggaran tersebut harus dipertimbangkan dengan bijak, dan kita harus memahami bahwa ada kebutuhan besar untuk kesejahteraan rakyat di luar sektor pertahanan," tambahnya.

Load More