SuaraJatim.id - Publik beberapa hari terakhir dihebohkan dengan video seorang pria paruh baya membonceng gadis dengan pakian terbuka bagian atas.
Video tersebut viral di media sosial dengan narasi seorang bapak membonceng anak perempuan yang mengalami orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Dalam video yang beredar disebutkan juga bahwa sang ayah tengah ‘menjajakan’ anak kandungnya sebagai pekerja seks komersial (PSK).
Diduga, video diambil di Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember. Dinas Sosial (Dinsos) setempat angkat bicara mengenai video yang tengah viral.
Tidak ditemukan bukti maupun saksi yang akurat terhadap informasi adanya bapak menjual anak yang mengalami keterbelakangan mental.
Baca Juga: Bukan Barang Mahal, Aksi Pria di Jember Mencuri di Depan Toko Aksesoris Bikin Geleng-geleng
Kepala Liposos Jember Roni Efendi mengaku telah melakukan asesmen kepada keluarganya.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, diketahui sang bapak SD (75) dan anaknya AT (25) merupakan warga kurang mampu penerima program Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Namun, tidak ada yang membenarkan bahwa bapak tersebut menjual anaknya. Dia menyebut memang sering nongkrong di pinggir jalan serta kebiasaan AT suka berdandan.
“Hal itu salah, dan dia tidak dijual. Hanya nongkrong-nongkrong di pinggir jalan saja. Isu yang berkembang dari netizen dia dijual seharga Rp 20-30 ribu, sampai hari ini, saksi yang memiliki bukti video atau menyaksikan sendiri belum ada. Hanya berdasarkan katanya,” katanya dikutip dari Ketik.co.id--jaringan Suara.com, Senin (6/5/2024).
Dia menyampaikan, keduanya tinggal di rumah tidak layak huni. Dinsos Jember memastikan akan melakukan renovasi tempat tinggal keduanya.
Baca Juga: Viral! Ayah di Jember Disebut Jual Anak ODGJ Rp30.000, Begini Pengakuan Korban
Meskipun pada asesmen awal keduanya tidak berkenan. Akan tetapi, dinsos melalui perangkat desa setempat terus melakukan upaya pendekatan.
“Kasus ini menjadi atensi Sentra Mahatmia Bali. Keduanya akan dievakuasi, namun yang menjadi prioritas adalah AT karena masih muda. Kalau ayahnya juga mau kita evakuasi berdua dengan anaknya nantinya akan ditempatkan di ruang berbeda,” tutur Roni.
Sementara itu Pj Kesehatan Jiwa Puskesmas setempat, Ali Winoto menyebut memang sang anak mengalami gangguan jiwa. Namun, pihaknya belum mendiagnosa karena belum bisa berkomunikasi.
Informasinya, alasan AT berdandan seperti itu karena sering mendapat ejekan dari tetangganya. “Selalu dibonceng bapaknya, dengan pakaian terbuka karena sering diejek jelek oleh tetangganya,” katanya saat dikonfirmasi terpisah.
Pihaknya juga membantah narasi sang ayah menjual anaknya. “Saya mengikuti beberapa kali. Anak ini cuma diajak muter-muter sama orang tuanya, bukan untuk dijual. Saya juga klarifikasi ke tetangga, dan mereka juga mengatakan hal yang sama,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler Sepak Bola: 9 Pemain Dicoret, Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
- 7 Pilihan Mobil Bekas Murah di Bawah Rp30 Juta, Barang Lawas Performa Tetap Berkelas
- 7 Rekomendasi HP Murah untuk Anak Sekolah, RAM Besar Punya Spek Mewah
- Telat Gabung Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Rp31,29 Miliar Dicoret Kluivert Lawan China
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 128 GB, Terbaik Juni 2025
-
Suporter Garuda Bisa Sulap SUGBK Jadi Kandang Setan di Laga Timnas Indonesia vs China
-
Belanja Frozen Food Hemat Tanpa Ribet, Ini Deretan Promo Alfamart Sampai 15 Juni 2025
-
Bau Busuk Sambut China di SUGBK: Media Indonesia Dilarang Meliput!
-
Rekomendasi 10 Skincare Terbaik untuk Pria, Bikin Wajah Cerah dan Awet Muda!
Terkini
-
Gubernur Khofifah Ibadah Haji: Tata Kelola Masjidil Haram Tahun Ini Sangat Bagus
-
3229 Koperasi Merah Putih Jatim Disahkan, Tertinggi Nasional, Gubernur Khofifah: Optimis Segera 100%
-
DPRD Jatim Soroti Program Penanganan Kemiskinan Hingga Pengangguran
-
Meluruskan Niat Kurban Patungan: Pesan Bijak dari Gus Baha
-
Banyak Beri Kontribusi, BRI Raih Penghargaan Sustainable Impact in Women-Led Urban Agriculture