SuaraJatim.id - Warga Madura diresahkan dengan beredarnya film pendek berjudul "Guru Tugas" di YouTube. Sejumlah tokoh agama melayangkan protes terhadap film yang dinilai mengandung SARA dan pornografi tersebut.
Polda Jatim turun tangan mengamankan tiga orang konten kreator berinisial S, Y dan A yang diduga membuat film tersebut.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto mengatakan, film berjudul Guru Tugas itu mendapat memantik pro dan kontra di tengah masyarakat terutama kalangan pesantren.
Beberapa tokoh masyarakat mengecam keberadaan film yang tayang di YouTube tersebut.
"Mendapat kecaman dari berbagai tokoh masyarakat yang ada di wilayah Madura, baik itu dari NU Madura Raya, Kemudian dari dai Madura, kemudian dari kiai dan ulama Madura yang tergabung dalam Auma," ujar Dirmanto dilansir dari Antara pada Rabu (8/5/2024).
Film yang tayang di akun YouTube Akeloy tersebut menceritakan mengenai seorang guru tugas dari Kabupaten Jember yang melakukan pelecehan seksual saat bertugas di pondok pesantren.
"Pada saat melakukan tugas, yang bersangkutan melakukan pelecehan seksual atau pemerkosaan terhadap santrinya. Ini adegan yang ada di dalam video Guru Tugas 1 dan Guru Tugas 2," katanya.
Polda Jatim telah menerbitkan Laporan Polisi Model B, Nomor 236/2024 SPKT Polda Jawa Timur untuk mendalami kasus tersebut.
Dirmanto mengaku saat ini ketiga konten kreator tengah menjalani pemeriksaan di Ditreskrimsus Polda Jatim. "Ketiga orang yang diduga sebagai pemilik akun (YouTube) maupun pelaku di dalam video tersebut (diperiksa)," katanya.
Seebelumnya, Ketua Rabitah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Pamekasan, KH. Taufiqurrahman Khozin mengecam keberadaan film tersebut.
Baca Juga: Madura United Tampilkan 'Warung Madura' di Jersey, Ternyata Ini Tujuannya
Dia menilai video tersebut tidak pantas untuk ditayangkan. Mengingat peran guru tugas membawa tugas suci dari pesantren untuk membantu lembaga pendidikan dan pesantren dalam menularkan ilmu agama.
"Kita tahu bersama bahwa yang memberangkatkan guru tugas ini biasanya pesantren-pesantren besar," kata Kiai Taufiqurrahman.
Namun, di dalam video tersebut ditampilkan dengan cara negatif. "Hampir tidak menampilkan sisi positifnya sama sekali. Jika memang ada perilaku satu atau dua orang guru tugas yang kurang baik di tengah-tengah masyarakat, jangan mengabaikan kebaikan guru tugas, sehingga dipukul rata. Itu kan hanya oknum saja," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Geger 7 Ekor Ular Piton Muncul di Tempat Sampah Sekolah Surabaya, Waspada Musim Hujan!
-
Kecelakaan Tragis di Tol Jombang, Pejalan Kaki Tewas Usai Tabrakkan Diri ke Truk Box!
-
Derita Warga Korban Erupsi Gunung Semeru: Rumah Tertimbun, Yang Tersisa Selimut dan Bantal!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Pelukan di Bawah Abu Gunung Semeru: Kisah Dramatis Imron Hamzah Gendong Putra Lari dari Wedus Gembel