SuaraJatim.id - Para Pelajar Solidaritas Indonesia (PSI) mendorong Richard Handiwiyanto maju dalam Pilwali Surabaya.
Richard dinilai merupakan sosok pengacara muda yang cukup bisa mengerti keinginan anak-anak muda Generation Zoomer atau GenZ hingga millenial.
Ketua PSI Dion Marcellino menyebut kepemimpinan saat ini belum memahami tantangan zaman. "Pemimpin itu harus paham tantangan zaman, era digital adalah era yang akan dihadapi oleh milenial dan Gen Z, namun kami tidak melihat poltical Will dari walikota saat ini menjawab tantangan zaman tersebut," ujar Dion saat acara Kopdarsus yang dihadiri pelajar SMA/K Negeri serta Swasta se-Surabaya.
Dion mengatakan, Surabaya termasuk kota besar, sama dengan Solo. Kepemimpinannya harus juga memikirkan generasi muda agar berkembang.
Baca Juga: Kasus Penembakan di Tol Waru-Sidoarjo, Pelaku Diduga Lebih dari Seorang
"Surabaya sebagai kota Metropolis kalah dengan Solo yang memiliki Solo Techno Park, di mana Mas Gibran memberi ruang mengembangkan potensi anak muda dibidang Cyber Security, Coding, Gamers, Marketplace maupun coding," kata Dion.
Menurutnya, generasi muda di Surabaya mempunyai potensi cukup tinggi untuk memimpin dan mendulang suara.
"Hari ini dibelahan dunia, orang sudah bertransaksi menggunakan Crypto, kita mengurus UMKM belum tuntas. Oleh karenanya dalam KOPDARSUS ini kami menampung aspirasi para pelajar, gen Z dan milenial yang secara DPT Pemilu pemegang suara terbanyak sekitar 52%," ungkapnya.
"Kami memutuskan mendukung anak muda melalui sosok Bro Richard Handiwiyanto, maju dalam Pilkada Surabaya," imbuhnya.
Richard Handiwiyanto merupakan sosok yang pantas mempresentasikan keinginan anak-anak muda, khususnya Pelajar Solidaritas Indonesia.
Baca Juga: Simak Rute Surabaya Vaganza, Waspada Macet Rek!
"Bro Richard adalah presentasi dari anak muda yang profesional (Advokat), intektual dan memahami situasi kekinian Gen Z dan Milenial. Kami mengusulkan agar Surabaya ke depan memiliki Surabaya Techno and Culture Centre sbg wadah meningkatkan kesiapan anak muda di dunia digital, Artificial Intelegensia, block chain, web3 serta kebudayaan agar kita tidak kehilangan jati diri sebagai anak bangsa," bebernya.
"Kami berharap partai partai mendengar suara dan aspirasi kami. Kami tidak mau hanya dijadikan objek politik kekuasaan semata," tandasnya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa
Berita Terkait
-
Sepakat Bebaskan Ronald Tannur, Hakim PN Surabaya Pakai Istilah Satu Pintu
-
Krisis Literasi Informasi Pelajar di Era AI, Memudahkan atau Membingungkan?
-
Penegak Hukum Didesak Ungkap Aktor Intelektual di Balik Kericuhan Pilkada Puncak Jaya
-
Bentrokan Akibat Pilkada Puncak Jaya Masih Terjadi, Pakar: Akan Ganggu Pemerintahan Daerah
-
Pilkada yang Bertaruh Nyawa: KPU hingga DPR Disorot soal Konflik Berdarah di Puncak Jaya
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi Lagi Rp34.000 Jadi Rp1.846.000/Gram
Terkini
-
Heboh Es Krim Beralkohol Dijual di Stan Mall Surabaya
-
LKPJ Gubernur Jatim 2024: Fraksi DPRD Apresiasi dengan Sejumlah Catatan
-
Kronologi Mobil BMW Terbang di Tol Gresik yang Belum Tersambung
-
Asisten Masinis Tewas Usai KA Jenggala Tabrak Truk, PT KAI Tempuh Jalur Hukum
-
Dua Gudang Penyimpanan Bahan Baku Sandal Milik Pabrik Sepatu Legendaris di Surabaya Ludes Terbakar