SuaraJatim.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Gunung Semeru masih erupsi. Pada periode 16-31 Juli 2024 terjadi beberapa kali erupsi, awan panas, dan guguran lava.
"Masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena cuaca kabut," ujar Kepala PVMBG Priatin Hadi Wijaya, Sabtu (3/8/2024).
Dia menjelaskan, akumulasi material hasil erupsi maupun pembentukan scoria cones berpotensi menjadi guguran lava pijar atau awan panas.
Potensi lahar dingin juga masih terjadi akibat material guguran lava atau awan panas yang terendapkan di sepanjang aliran sungai berhulu di puncak Semeru. Air hujan akan membawanya turun menjadi lahar dingin.
Baca Juga: Status Gunung Semeru Turun Waspada, Masyarakat Tetap Diminta Hati-Hati Lahar Dingin
Selain itu, interaksi endapan material guguran lava atau awan panas yang bersuhu tinggi dengan air sungai dapat menimbulkan erupsi sekunder.
Tak hanya potensi terjadi erupsi, aktivitas gempa juga masih tinggi. Hadi mengungkapkan, ada beberapa kegempaan yang terekam, seperti letusan, guguran, harmonik, dan vulkanik dalam.
"Gempa vulkanik dalam dan tremor harmonik yang terekam mengindikasikan suplai dari bawah permukaan Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan, serta adanya proses penumpukan material hasil letusan di sekitar kawah Jonggring Seloko," katanya.
Kendati aktivitas Gunung Semeru meningkat, Hadi menyampaikan, statusnya tetap waspada atau level II.
"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada Level II atau Waspada dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini," katanya.
Baca Juga: Korban Longsor di Pacitan Akhirnya Ditemukan, Evakuasi Berjalan Alot
Namun, warga tetap dilarang untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan km dari puncak (pusat erupsi). Berikutnya di luar jarak tersebut, tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
Berita Terkait
-
Gunung Marapi Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Lebih Tinggi
-
Gunung Marapi Erupsi, Ketinggian Abu Vulkanik Capai 350 Meter
-
Sebelum Erupsi Setinggi 8.000 Meter, Gunung Lewotobi Alami Gempa Vulkanik Selama Sepekan
-
BNPB Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
-
Donasi Denny Sumargo Berujung Ancaman? Korban Erupsi Lewotobi Diperingatkan
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
-
IHSG Hari Ini Anjlok Parah, Prabowo Mengaku Tidak Takut Hingga Singgung Judi
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
IHSG Bergejolak, Prabowo Sesumbar: Saya Tidak Takut dengan Pasar Modal
-
7 Rekomendasi HP Murah Memori Jumbo Terbaru April 2025, Mulai Rp 2 Jutaan
Terkini
-
Kartini Modern dan Peran KUR BRI Dalam Mendukung Suryani Sebagai Pejuang Ekonomi
-
Kondisi Muhammad Hidayat, Siap Tampil Saat Persebaya Lawan Persija Jakarta?
-
Motif Pembunuhan Ayah Kandung di Surabaya Terungkap, Fakta Baru Terkuak
-
Profil Dyan Puspito Rini, Sekretaris Asprov PSSI Jatim yang Baru Saja Tutup Usia
-
Pria Pasuruan Ditemukan Tewas Setelah Menggunakan Jasa PSK