Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Sabtu, 04 Januari 2025 | 04:30 WIB
BMKG dan jajaran Pemkot Surabaya saat menjelaskan perihal cuaca ekstrem yang melanda Surabaya Raya. [Its]

SuaraJatim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem.

Peringatan tersebut berlaku mulai dari 2 hingga 10 Januari 2025. Selama 10 hari ke depan, BMKG Juanda memprediksi cuaca ekstrem dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, banjir, petir, puting beliung hingga hujan es.

Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan mengatakan, saat ini wilayah Jawa Timur termasuk Surabaya memasuki puncak musim hujan. Adanya fenomena gelombang atmosfer seperti Low Frekuensi yang melintas, mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan penghujan di beberapa wilayah. Selain itu, peningkatan La Nina juga menjadi salah satu faktor peningkatan potensi bencana hidrometeorologi dibandingkan periode sebelumnya.

"Dalam 10 hari ke depan, masih akan seperti ini (kondisi cuaca). Curah hujan tinggi, angin kencang dan beberapa potensi bencana hidrometeorologi lainnya masih dimungkinkan," ujar Taufiq, Jumat (3/1/2025).

Baca Juga: Polisi Ungkap Fakta Baru Kecelakaan Beruntun di Surabaya: Tiba-Tiba Blank, Mabuk?

Dia menyampaikan hujan yang akan terjadi di Surabaya dalam beberapa hari ke depan intensitasnya sedang hingga lebat dengan durasi yang tak menentu, tergantung pertumbuhan awan.

"Jadi Desember, Januari dan Februari adalah puncak musim hujan. Desember sudah kita lewati, Januari akan kita jalani dan nantinya hingga Februari. Peringatan dini cuaca ekstrem masih terus akan kami update," terang Taufiq.

Taufiq mengungkap, peringatan dini ini bertujuan untuk meminimalisir kerugian yang dapat ditimbulkan dari potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem. "Terutama kerugian terhadap manusia. Hal ini yang ingin kami antisipasi bersama Pemkot Surabaya," katanya.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi memastikan sejumlah sarana dan prasarana mulai normalisasi box culvert hingga 315 pompa air di 77 lokasi disiagakan untuk mewaspadai hujan lebat yang berpotensi menjadi genangan dan banjir.

"Pompa-pompa kami bisa menyedot 513 meter kubik air per detik untuk dibuang ke laut. Kalaupun ada genangan yang tidak bisa dihindari tidak akan lama. Sebab, Standar Operasional (SOP) yang kami terapkan kalau sudah mendung rumah pompa akan dinyalakan, ketika hujan langsung bisa bekerja untuk menampung dan menyedot air," kata Syamsul.

Baca Juga: Harga Cabai Terpantau Masih Tinggi Usai Libur Nataru

Syamsul mengingatkan masyarakat untuk mendukung kinerja pompa air dengan tidak membuang sampah pada saluran. Sebab, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan.

"Musuhnya pompa itu sampah, ketika terbelit sampah tidak akan bisa memutar. Itu terjadi di beberapa lokasi rumah pompa kami seperti di Kalisari, dua dari lima pompa harus berhenti beroperasi karena sampah. Masyarakat dihimbau untuk tidak buang sampah di saluran karena itu menyebabkan kerusakan pada pompa," jelas Syamsul.

Sementara itu, untuk mengatasi banjir rob di wilayah pesisir Surabaya, Syamsul mengaku sudah menyiagakan semua pintu air. Sehingga, ketika banjir rob datang tidak sampai masuk ke pemukiman atau rumah-rumah warga.

"Jadi untuk Surabaya InsyaAllah sudah dilengkapi dengan pintu air, ketika hujan datang, air laut pasang adanya banjir rob bisa tertanggulangi. Semua wilayah di Surabaya sudah ada pintu air, kecuali tiga kawasan yaitu Kalianak, Kali Sememi, dan Kali Krembangan yang masih kami persiapkan," ungkapnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro menambahkan terus menyiapkan sarana dan prasarana hingga personel untuk melakukan mitigasi apabila diperlukan. Petugas juga disiagakan pada 11 titik yang rawan mengalami banjir rob di wilayah pesisir.

"Sudah kami siagakan, dari mulai sarpras dan tenaga manusianya. Karena alam ini hebat maka kita juga harus lebih hebat dalam mengantisipasi potensi bencananya," terang Hebi.

BPBD Surabaya terus melakukan pembaharuan prediksi cuaca dari BMKG untuk disebarluaskan kepada kecamatan hingga kelurahan. Sehingga, masyarakat bisa mengetahui keadaan cuaca terbaru dan bisa mempertimbangkan apabila akan berkegiatan di luar rumah.

Selama periode cuaca ekstrem, Agus Hebi mengimbau agar masyarakat meminimalisir kegiatan di luar rumah apabila tidak terlalu dibutuhkan.

"Kalau hujan hindari memancing atau berenang di sungai, jangan berteduh di bawah reklame atau bangunan yang mudah runtuh, cek atap rumah karena banyak yang ambrol ketika hujan disertai angin," imbaunya.

Apabila masyarakat mengalami keadaan kegawatdaruratan, pihaknya juga mengimbau agar segera menghubungi Command Center 112 untuk penanganan lebih lanjut.

Pemkot Surabaya juga memastikan koordinasi antar dinas terus dilakukan dalam mengatasi potensi bencana hidrometeorologi. Di antaranya, menerjunkan 25 unit mobil Pemadam Kebakaran (PMK) dan 30 unit mobil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk melakukan penyedotan air.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More