SuaraJatim.id - Lima siswa berprestasi dari SMP Islam Al-Azhar (SMPIA) 13 Surabaya menyulap limbah bandeng menjadi bahan makanan bergizi.
Inovasi siswa yang tergabung dalam kelompok Five Stars tersebut berhasil menyabet Gold Medali pada kompetisi ilmiah internasional, 5th Youth International Science Fair (YISF).
Kelima siswa tersebut, yakni Felio Altaf Prajatara, Muhammad Farzana Admawidya, Daekenzie Ar Rayyan Adityawarman, Richie Medina Tarwoto, dan Zivara Rahmalika Alyadeena Maricar Sahib.
Berawal dari banyaknya limbah bandeng di sekitar mereka, siswa kelas VII SMPIA 13 Surabaya kemudian berinisiatif untuk memanfaatkannya.
Baca Juga: Duh! Risiko Anemia pada Anak SD di Jatim Masih Tinggi
"Ide ini berawal saat kami membantu ibu belanja ikan di pasar. Di sana ternyata kami banyak menemukan sisa tulang bandeng, sisik, dan organ lainnya," kata satu di antara anggota tim, Felio Altaf Prajatara pada Kamis (27/2/2025).
Tak hanya di satu pasar, gejala yang sama ternyata ditemukan di sejumlah pasar lainnya. "Kami melihat ini bisa dimanfaatkan," kata siswa yang akrab disapa Felio tersebut.
Mengutip data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, ikan bandeng menjadi salah satu ikan budidaya yang digemari masyarakat indonesia. Memiliki kandungan gizi, produksi ikan bandeng di Indonesia sudah mencapai 753.648 ton pada tahun 2023.
Kemudian, konsumsi olahan ikan Bandeng nasional adalah 652.718 ton di tahun yang sama. "Di Surabaya juga banyak yang suka dengan ikan bandeng," kata siswa kelas 7A ini.
Kandungan gizi naget yang dibuat semakin kaya setelah mereka memadukan tulang, sisik, dan organ bandeng ini dengan tepung suweg. Nama Chranos sebagai kepanjangan Fortifikasi Limbah Ikan Bandeng (Chanos-chanos) dan Tepung Suweg (Amorphophallus paeoniifolius) dipilih sebagai brand naget yang mereka buat.
Baca Juga: Program MBG di Sumenep Berhenti Dulu
Untuk memastikan produk ini kaya nutrisi, secara khusus mereka mengukur kandungan gizi pada naget. "Kami bawa ke lab untuk melihat kandungannya," kata Felio.
Hasilnya, naget ini memiliki kandungan gizi yang lengkap. Di antaranya, karbohidrat sebesar 24,02 persen, lemak 14,82 persen dan protein 20,44 persen.
Bukan hanya itu, kadar kalsium yang ditemukan dalam nugget ini mencapai 10 mg. Hasil uji organoleptik menunjukkan skor rata-rata 8. "Artinya, produk ini dinilai baik dan dapat diterima oleh masyarakat," kata Anggota tim yang lain, Muhammad Farzana Admawidya.
Farzana mengungkapkan, bentuk naget dipilih karena banyak digemari anak. Dia mencontohkan banyaknya produk siap saji yang berbentuk naget.
"Kalau konsumsi dalam bentuk naget tentu akan lebih menarik dibanding yang masih berbentuk ikan. Khususnya untuk anak-anak. Apalagi, ini cukup aman apabila dibandingkan naget di pasaran karena memiliki kandungan gizi yang lengkap dan tanpa zat kimia," kata Farzana.
Menurut anggota lainnya, Daekenzie Ar Rayyan Adityawarman, butuh 3 bulan bagi mereka untuk meneliti produk ini sebelum akhirnya dipresentasikan di ajang kompetisi ilmiah internasional, YISF. "Juri ternyata menyukai produk kami," kata Daekenzie dikonfirmasi di tempat yang sama.
Tak hanya meraih gold medals, mereka juga berhasil mengamankan predikat Special Award dari Malaysia Young Scientists Organization (MYSO). "Tentu ini menjadi kejutan bagi kami karena tim kami relatif baru terbentuk," katanya.
Richie Medina Tarwoto mengungkapkan, ke depan produk ini akan diusulkan sebagai varian menu dalam program pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurut siswi kelas VII ini, dengan bentuk nuget maka siswa akan lebih tertarik.
"Apalagi naget ini cukup sehat dengan rasa yang enak. Sehingga, ini juga cocok dengan program pemerintah untuk menyelesaikan stunting," kata Richie.
Zivara Rahmalika Alyadeena Maricar Sahib, anggota lainnya, mengungkapkan bahwa produk mereka juga bisa dikonsumsi sebagai makanan olahan rumahan. Dengan mengonsumsi 10 potong nuget ini dalam satu hari, maka kebutuhan protein anak akan terpenuhi.
"Ke depan, kami juga akan mengembangkan untuk soal rasa dan tekstur. Selain sisik, tulang, dan organ bandeng, kami juga memadukannya dengan tepung porang dan berbagai bumbu seperti garam, gula, dan lada sebagai bahan baku naget ini," tandas Zivara.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa
Berita Terkait
-
Nasi Diganti Kentang Goreng, Penampakan MBG Makin Jadi Sorotan: Buang-buang Anggaran
-
Catat! Jika Ada Anak Mendadak Sakit usai Santap MBG, Ini Pihak yang Menanggung
-
Viral Anak SD Dapat Menu MBG Berisi Ayam Mentah, Reaksi Kepala BGN: Biasanya Terjadi di SPPG Baru
-
Jelang Ramadan, Komisi IX Ingatkan Pentingnya Keamanan Pangan
-
7 Menu Sahur untuk Penderita Asam Lambung Selama Puasa Ramadhan
Terpopuler
- Gaji Kapolda Cuma Rp5 Jutaan, Kok Anaknya Bisa Habis Rp1,2 Miliar Sebulan?
- Ngaku Terima Royalti Rp50 Juta per Bulan dari Ari Lasso Tanpa Lewat WAMI, Ahmad Dhani Dicap Tak Sesuai Aturan
- Beli Pentol di Pinggir Jalan, Perilaku Selvi Ananda Dibandingkan Dengan Kades Viral
- Jejak Digital Reza Gladys Plonga-plongo di Acara Feni Rose Viral: Nikita Mirzani Harus Lihat Ini
- Heboh Dugaan Penghapusan Bukti, Oky Pratama dan Reza Gladys Ternyata Lulusan Kampus yang Sama
Pilihan
-
Tok! Pemerintah Kasih Diskon Tiket Pesawat Domestik 14 Persen Selama Dua Minggu
-
Awali Bulan Maret, Harga Emas Antam Terus Anjlok
-
PHK Massal Sritex, Yamaha, KFC, dan Sanken: Lebih dari 15 Ribu Buruh Terdampak
-
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia selama Bulan Ramadhan 2025
-
Elkan Baggott Tak Bela Timnas Indonesia, Netizen: Males Jadi Cadangan
Terkini
-
Sebulan Lebih Dipenjara, Antok Pelaku Mutilasi Kediri Sering Nangis
-
Proyek Reklamasi Surabaya Waterfront Land Mulai Dilakukan Kajian AMDAL
-
Siswa SMP di Surabaya Olah Tulang Bandeng Jadi Makanan Bergizi Lengkap
-
SMA Negeri Hanya Bisa Tampung 60 Persen Siswa Lulusan SMP, DPRD Jatim: Tak Usah Bingung
-
Duh! Risiko Anemia pada Anak SD di Jatim Masih Tinggi