SuaraJatim.id - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Jatim ingin mengenalkan budaya Seni Topeng kepada generasi muda. Targetnya, para generasi muda ini memahami kekayaan Budaya lokal.
UPT Laboratorium Pelatihan dan Pengembangan Kesenian, Disbudpar Jatim baru-baru ini melaksanakan seni pertunjukan 'Topeng Panji, Topeng untuk Dunia Rara Tangis Rara Jiwa'. Acara tersebut dilaksanakan di Gedung Kesenian Cak Durasim, Sabtu (8/3/2025).
Pertunjukan itu dilakukan terinspirasi dari cerita sejarah ksatria Kerajaan Jenggolo.
Kepala Disbudpar Provinsi Jawa Timur Evy Afianasari mengaku ingin memberikan ruang bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan menjaga warisan budaya lokal. Karena itu, selain pertunjukan kesenian juga digelar seminar bertajuk 'Semiloka: Mengenal Epos Panji, Kenapa Gengsi?'.
Baca Juga: 14 Kuliner Khas di Jatim yang Masuk Warisan Budaya Tak Benda, Sudah Pernah Mencoba?
Seminar itu diisi oleh dua pembicara, yakni Suroso dan Aris Setiawan, dosen dari Institut Seni Indonesia. Epos panji merupakan salah satu akar rumput kebudayaan di Jawa Timur. Karya sastra otentik ini juga sudah berkembang sejak abad ke-12 masehi.
Kisah tersebut menyebar hingga ke provinsi lain, seperti Bali, Lombok, dan Sulawesi. Bahkan sampai di Thailand. “Kisah Panji dan Anggraeni ini apabila dibaca kembali akan memunculkan imajinasi-imajinasi terhadap kejayaan masa lalu,” ungkapnya.
“Tentu dengan beragam romantika yang terjadi. Selalu menyiratkan nilai-nilai yang esensial. Seperti, nilai edukatif, sejarah, keteladanan, kepahlawanan, kesetiaan, kearifan lokal, ekologi, politik dan juga moral,” tegasnya.
Pergelaran bertajuk Rara Tangis Rara Jiwa ini berbeda dengan pergelaran romansa Panji pada umumnya. Pertunjukan yang di sutradarai oleh Lilik Subari itu dikemas menjadi sajian drama tari yang menarik, apik, kreatif, dan menggelitik.
“Pertunjukan ini diinisiasi sebagai bentuk apresiasi terhadap para penggiat dan pelaku budaya panji. Hal ini dilakukan sebagai bentuk spirit kemanusiaan dalam menghidupkan ekosistem budaya Panji di Jawa Timur,” ungkapnya.
Pertunjukan topeng panji ini juga merupakan upaya pemerintah untuk merevitalisasi dan mengaktivasi kesenian topeng yang kurang berkembang di Jawa Timur. Targetnya, nanti bisa terkenal sampai di kanca internasional.
Evy berharap, kegiatan itu dapat memunculkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan peninggalan sejarah dan budaya. Serta mendorong kelestarian budaya tradisional. Khususnya budaya di Jawa Timur.
Berita Terkait
-
14 Kuliner Khas di Jatim yang Masuk Warisan Budaya Tak Benda, Sudah Pernah Mencoba?
-
Pertama Kali Gelar Kompetisi Film Asli Jatim, Pj. Gubernur Adhy: Ruang Sineas Kembangkan Kreativitas dan Promosikan Seni
-
Jatim Raih Penghargaan Provinsi Terinovatif di IGA 2024, Pj. Gubernur Adhy: Iklim Budaya Inovasi Sangat Luar Biasa
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
5 Rekomendasi Hotel Dekat Alun-Alun Batu untuk Liburan yang Nyaman
-
Gubernur Khofifah Dorong Tata Kelola Internasional Usai Tahura Raden Soerjo Cetak Rekor
-
Gubernur Khofifah Apresiasi KTH dan Penyuluh Kehutanan se-Jatim: NTE Tertinggi Nasional
-
Usai Wukuf, Gubernur Khofifah akan Lempar Jumrah Aqobah di Mina dan Thowaf Ifadhah
-
Said Abdullah: Idul Adha Pengorbaan Sebagai Puncak Penghambaan