Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Selasa, 20 Mei 2025 | 09:41 WIB
Ilustrasi longsor (Antara)

SuaraJatim.id - Trenggalek dilanda beberapa bencana dalam sepekan terakhir. Cuaca buruk yang disertai hujan deras menyebabkan banjir dan longsor.

Banjir sempat menggenangi sejumlah wilayah di Trenggalek, seperti Kelurahan Tamanan, Kelurahan Kelutan, dan Desa Ngares di Kecamatan Kota akhir pekan lalu.

Tidak hanya banjir, longsor juga terjadi di beberapa titik, seperti di Desa Pule dan Sumberdadi.

Selain di dua desa itu, laporan terbaru longsor terjadi di Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek pada Senin, 19 Mei 2025. Ada beberapa titik di desa itu.

Baca Juga: Longsor Terjang Rumah Kades di Ponorogo, 4 Orang Terluka

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, longsor yang terjadi di desa itu menimpa 10 rumah warga dan sebanyak 6 orang dinyatakan hilang.

Kalaksa BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono mengatakan, rumah warga yang tertimpa longsor berada di RT 16 RW 17 Dusun Kebonagung. Sebanyak 3 rumah tertimbun total dan 7 rumah tertimbun sebagian.

“Tanah longsor terjadi sore tadi bertepatan dengan hujan deras yang terjadi,” ujarnya dikutip dari Beritajatim.com --- partner Suara.com.

Sebanyak 6 warga dilaporkan hilang. Enam warga tersebut ialah Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi dan Torik.

Pencarian terhadap para korban terus dilakukan, meski terkendala hujan deras. Material longsor memutus akses menuju desa tersebut. “Kami berupaya membuka akses jalan yang tertutup material longsor, saat ini proses pencarian juga masih berlangsung,” jelasnya.

Baca Juga: Pamekasan Dikepung Banjir, Ribuan Orang Terdampak

Beberapa warga sudah mengugsi ke posko bencana di kawasan Bumdesma. Petugas masih melakukan pendataan untuk mengetahui pasti jumlah kerugian. “Ini kita masih melakukan pendataan juga,” pungkasnya.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, bahwa tanah longsor terjadi sekitar pukul 16.10 WIB.

“Tanah longsor menimpa beberapa rumah warga di Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Kami masih melakukan assessment dan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk mengetahui dampak dan kebutuhan warga yang terdampak,” kata Gatot.

Dia menyebutkan enam orang terindikasi berada di dalam rumah yang terdampak tanah longsor dan masih dalam pencarian.

Gatot menyampaikan, sebanyak 10 kepala keluarga atau 30 jiwa terdampak langsung dari bencana longsor ini.

“Kami masih terus melakukan pemantauan dan assessment untuk mengetahui kebutuhan warga yang terdampak. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan upaya penanganan dan evakuasi korban terdampak,” ungkapnya.

Gatot menambahkan, bahwa akses jalan menuju lokasi tertimbun tanah longsor masih terkendala, serta listrik padam akibat beberapa tiang listrik roboh. Hujan sedang dan berkabut juga menjadi kendala dalam proses evakuasi.

“BPBD Provinsi Jawa Timur akan terus memantau situasi dan melakukan upaya penanganan bencana ini. Kami juga mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana susulan,” pungkas Gatot.

Sementara itu, pada Selasa, 20 Mei 2025 sekitar pukul 04.36 WIB terjadi gempa magnitudo 4,8 mengguncang lepas pantai Trenggalek.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pusat gempa terletak pada koordinat 11,10° Lintang Selatan dan 111,08° Bujur Timur atau sekitar 324 kilomete di sebelah Barat Daya Trenggalek dengan kedalaman 10 kilometer.

Gempa bumi ini dipastikan tidak berpotensi tsunami. Berdasarkan penjelasan BMKG, gempa akibat deformasi batuan di luar zona subduksi atau outer rise zone. 

Dilihat dari mekanismenya, gempa tersebut tergolong gempa bumi dangkal dengan sumber deformasi batuan yang menimbulkan mekanisme sesar normal (normal fault). Hal ini sesuai dengan karakteristik gempa di wilayah luar zona subduksi.

Load More