Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Jum'at, 23 Mei 2025 | 09:19 WIB
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Bambang Pramujati. [Ist]

SuaraJatim.id - Isu lingkungan masih menjadi pembicaraan hangat, tak terkecuali di dunia pendidikan. Sejumlah mahasiswa berlomba - lomba melahirkan inovasi penanganan sampah.

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Bambang Pramujati mengatakan, problem sampah tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Sebuah kota harus bisa mengelolanya dengan baik untuk menjadikannya layak huni, yang menjadi salah satu indikator dalam Sustainable Development Goals (SDGs). "Kalau hanya kita buang saja, ya pasti tadi timbunan akan semakin lama, semakin tinggi," ujarnya di acara puncak WasteTrack Mobile Apps Competition di ITS pada Kamis, 23 Mei 2025.

Karena itu perlu adanya pengelolaan yang baik. Sampah bisa bermanfaat secara ekonomi jika diolah dengan bagus, seperti bank sampah atau diolah menjadi sumber bahan bakar pembangkit listrik.

Baca Juga: Kantong Plastik Berisikan Gumpalan Darah Gegerkan Warga Kutorejo Mojokerto

"Makanya sekarang topik circular economy itu menjadi sangat terkenal, sangat menarik. Dilakukan oleh para peneliti bagaimana sampah itu bisa diolah, dikelola, bisa menghasilkan sumber ekonomi yang lain," katanya.

WasteTrack Mobile Apps Competition menjadi bagian untuk menghadirkan inovasi pengelolaan sampah yang bisa menghasilkan ekonomi.

Kompetisi ini diikuti sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. WasteTrack Mobile Apps Competition berhasil menjaring 49 proposal aplikasi dari 21 universitas di seluruh Indonesia.

Setelah melalui proses kurasi ketat berdasarkan aspek inovasi, keberlanjutan, dan kesiapan implementasi, yang tertulis di proposal, 10 tim terpilih melaju ke babak final.

Bambang Pramujati menyambut baik antusias para mahasiswa. Banyaknya peserta yang ikut menandakan masih ada generasi muda yang peduli terhadap pengelolaan sampah.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Jalan Kertajaya Surabaya, Mobil Tabrak Gerobak: Satu Orang Meninggal

"Paling tidak itu akan membuka kepedulian mahasiswa terhadap masalah yang ditimbulkan oleh sampah. Dengan semakin majunya teknologi, tentunya teknologi itu bisa kita gunakan, kita manfaatkan untuk memperbaiki pengolahan sampah yang ada," katanya.

Kompetisi yang dimulai sejak Oktober 2024 ini merupakan wujud dari upaya memperkuat kolaborasi multi-pemangku kepentingan dalam mendorong terbentuknya ekonomi sirkular sekaligus menciptakan sistem pengelolaan sampah yang transparan dan berkelanjutan di Indonesia.

Tidak hanya itu, kompetisi ini juga bertujuan menghadirkan terobosan aplikasi karya anak bangsa untuk mendukung ketelusuran dan pengelolaan sampah secara tepat dan terdigitalisasi melalui sistem bank sampah.

Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia, Lucia Karina, yang terlibat dalam WasteTrack Mobile Apps Competition mengatakan, kompetisi ini bisa menjadi solusi konkret bagi permasalahan lingkungan.

Selain membuka kesempatan generasi muda untuk berkontribusi langsung dalam agenda keberlanjutan nasional.

"Kami percaya bahwa pendekatan ekonomi sirkular adalah kunci masa depan yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, kami optimis dapat menciptakan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat," kata Karina.

Di acara final, Timses Aities keluar sebagai Juara 1 dengan menyisihkan sembilan tim finalis.

Sementara itu, Kasubdit Tata Laksana, Produsen Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun (PLSB3), Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Ujang Solihin Sidik mengaku terkesan dengan ide yang dikeluarkan para mahasiswa.

“Kami terkesan dengan kualitas ide dan kedalaman pemahaman para finalis terhadap isu persampahan. Beberapa aplikasi bahkan sudah siap diuji coba. Ini menunjukkan bahwa generasi muda kita mampu menjawab tantangan lingkungan dengan solusi teknologi yang konkret dan berdampak,” katanya.

Sinergi antara pemahaman mengenai isu lingkungan dan kemampuan digital para peserta menjadi benang merah yang menghubungkan pandangan para juri dari berbagai latar belakang.

"Aplikasi - aplikasi yang dikembangkan dalam kompetisi ini menawarkan solusi konkret untuk tantangan yang dihadapi bank sampah sehari-hari. Kami melihat potensi besar dalam digitalisasi sistem pencatatan dan pelacakan sampah yang dapat meningkatkan transparansi, efisiensi operasional, dan kepercayaan masyarakat. Harapannya, dengan hadirnya aplikasi terkait penelusuran sampah seperti yang kita lihat hari ini, dapat memperkuat peran bank sampah, melalui transformasi digital menuju terwujudnya prinsip ekonomi sirkular," ungkap Anjar Putro, perwakilan Bank Sampah Induk Surabaya.

Load More