Disambar Petir saat Makan di Gubuk, Dua Petani Tewas dan 10 Korban Pingsan

Korban yang meninggal dunia mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Sementara korban yang selamat mengalami trauma kejut dan mengalami luka bakar ringan.

Agung Sandy Lesmana
Senin, 08 April 2019 | 14:33 WIB
Disambar Petir saat Makan di Gubuk, Dua Petani Tewas dan 10 Korban Pingsan
Korban tewas disabar petir. (Beritabali.com)

SuaraJatim.id - Sebanyak 12 warga yang tengah bekerja di tengah area persawahan Banjar Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali disambar petir. Dua orang meninggal dunia, sementara sisanya mengalami luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit.

Pasca kejadian, warga yang menjadi korban sambaran petir langsung dilarikan ke Puskesmas Mendoyo dan RSU Kota Negara Jembrana. Sementara dua warga meninggal dunia akibat sambaran petir.

Korban yang meninggal dunia mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Sementara korban yang selamat mengalami trauma kejut dan mengalami luka bakar ringan.

Dua warga yang meninggal berasal dari Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Mereka yang meninggal bernama Ni Luh Niarti dan Ni Luh Mi.

Baca Juga:FPI Jawab Pengakuan Yusril Soal Bendera PBB Disita di Kampanye Prabowo

Kejadian ini terjadi pada Jumat (5/4/2019) siang sekitar pukul 12.15 wita. Awalnya, para petani itu sedang berteduh di salah satu gubuk sawah untuk beristirahat makan siang. Namun tiba-tiba petir menyambar gubuk tersebut hingga 10 warga terpental dan 2 orang di antaranya meninggal di tempat.

"Saat itu ada 12 warga yang sedang berteduh, salah satu diantara mereka ada yang buka (menghidupkan) HP (handphone) dan kemudian terjadi sambaran petir, 2 meninggal dunia dan ada yang pingsan," kata Kapolsek Mendoyo, Kompol Gusti Agung Sukasana seperti dikutip Beritabali.com--jaringan Suara.com, Senin (8/4/2019).

Sementara, Ni Ketut Diah,  salah satu korban selamat menuturkan, kejadian berlangsung sangat cepat. Saat petir menyambar, korban sudah terpental dan tidak merasakan apa-apa dan hanya merasakan telinga berdengung.

"Saat itu hujan deras, ndak denger suara apa-apa, tahu-tahu sudah rebah semua dan ada yang mental (terpental). Waktu itu kami lagi istirahat sama ngopi habis "ngarit" (memotong) padi," jelas salah satu korban, Ni Ketut Diah.

Para korban luka-luka saat itu langsung dibawa Puskemas Mendoyo dan RSU Negara untuk menjalani perawatan medis. Sedangkan korban yang tewas langsung dipulangkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan

Baca Juga:Kampanye di Kupang, Jokowi Langsung ke Gereja Begitu Mendarat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini