Meski Rugi, Operasional Suroboyo Bus Mampu Kumpulkan 39 Ton Botol Plastik

Hingga Januari 2019, Suroboyo Bus mengumpulkan 39 ton sampah botol plastik.

Chandra Iswinarno
Rabu, 12 Juni 2019 | 17:30 WIB
Meski Rugi, Operasional Suroboyo Bus Mampu Kumpulkan 39 Ton Botol Plastik
Kartu setor sampah dan Suroboyo Bus yang beroperasi di Surabaya. [Suara.com/Achmad Ali]

SuaraJatim.id - Pengoperasian Suroboyo Bus yang diluncurkan April 2018 lalu sebagai moda transportasi massal oleh Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur merugi. Meski begitu, moda transportasi yang pembayarannya menggunakan sampah botol plastik untuk mendapatkan tiket Suroboyo Bus dinilai cukup berhasil dalam meminimalkan sampah tersebut.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Chayadi mengemukakan pemkot yang memberikan pelayanan kepada masyarakat lebih pantasa merugi.

"Suroboyo Bus ini bentuk pelayanan untuk masyarakat. Kalau pemerintah dipastikan rugi, malah tidak boleh untung. Jadi pelayanan masyarakat tidak bisa di-compare soal untung-rugi," ujar Eri, Rabu (12/6/2019).

Dikemukakan Eri, keberadaan bus tersebut untuk menggantikan realisasi MRT dan juga mengukur animo masyarakat menggunakan angkutan massal.

Baca Juga:Petugas Suroboyo Bus Cantik Ini Bikin Warganet Jatuh Hati

"Terkait dengan bus, sebenarnya dulu niatnya akan dibuat seperti Transjakarta. Namun, lambat laun tujuannya adalah untuk menghitung kebutuhan masyarakat untuk angkutan umum," ujarnya.

Selain itu, niat dari Pemkot Surabaya adalah, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dijalan, dan mengurangi kepadatan jalan raya.

"Ketika ada kendaraan umum yang nyaman bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi," pungkasnya.

Suroboyo Bus ini cukup unik, para penumpang yang menggunakan moda trasnportasi ini wajib menukarkan botol plastik berukuran 600 ml sebanyak lima biji, atau tiga botol besar ukuran 1,5 liter yang digantikan untuk tiket perjalanan.

Hingga Januari 2019, Suroboyo Bus mengumpulkan 39 ton sampah botol plastik.

Baca Juga:Hanya di Surabaya, Naik Bus Canggih Bayarnya Pakai Botol Bekas

"Sejak awal pengoperasian (April 2018), hingga Januari 2019. Botol yang terkumpul sebagai pengganti alat pembayaran sebanyak 39 Ton," ungkap Eri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini