Kisah Kembar Yatim Piatu yang Lumpuh Menggantungkan Hidup Dari Nasi Aking

Mereka hanya bisa berusaha terus tertawa dan tersenyum dengan dunianya sendiri.

Chandra Iswinarno
Kamis, 11 Juli 2019 | 13:56 WIB
Kisah Kembar Yatim Piatu yang Lumpuh Menggantungkan Hidup Dari Nasi Aking
Kembar Nurlaila dan Nurlaili hanya bisa berbaring ditemani sang bibi, Sulikhah yang merawat mereka. [Suara.com/Achmad Ali]

"Sudah empat tahun, kami bolak balik ke RS untuk memeriksakan anak ini. Tapi sampai sekarang kami belum tahu penyakitnya apa dan bagaimana cara menyembuhkannya," tambah Sulikhah.

Jual Nasi Aking untuk Menyambung Hidup

Meski merawat dua keponakannya, Sulikhah mengaku tidak tahu lagi cara untuk menyambung hidup mereka. Selama ini, Sulikhah hanya menggantungkan hidupnya dari uang penjualan nasi aking dan kerupuk.

"Saya hanya bisa mencari uang dengan menjual nasi aking dan mengirim krupuk. Itu karena keterbatasan waktu untuk merawat keponakan saya," kata Sulikhah.

Baca Juga:Tingkat Kemiskinan di Yogyakarta Masih Tinggi

Hasil yang tipis, ternyata tidak cukup untuk biaya hidup mereka. Sampai-sampai, Sulikhah rela menggadaikan baju layaknya untuk tambahan biaya hidup.

"Untuk tambahan saya sampai menggadaikan baju. Bahkan, setiap ada undangan saya tidak berani hadir karena sudah tidak punya baju bagus," keluhnya.

Kinia, Sulikhah hanya bisa berharap perhatian pemerintah untuk kesembuhan keponakannya. Harapannya, Gubernur maupun Walikota Surabaya mau memperhatikan nasibnya.

"Saya maua gubernur ataupun wali kota memperhatikan nasib keponakan saya. Dulu katanya Bu Risma mau kesini. Sudah saya mandikan dudukkan di kursi ternyata tidak datang," pungkasnya.

Kontributor : Achmad Ali

Baca Juga:Harapan Akhir 'Pengembaraan' Mbah Ngatini yang Viral Terlunta di Semarang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak