Jeritan Keluarga Mahasiswa Indonesia di Wuhan: Anak Kami Butuh Logistik

Minimnya toko karena tutup membuat mahasiswa Indonesia di Wuhan harus berebut di toko makanan dengan warga lokal.

Bangun Santoso
Kamis, 30 Januari 2020 | 09:06 WIB
Jeritan Keluarga Mahasiswa Indonesia di Wuhan: Anak Kami Butuh Logistik
Orang tua mahasiswa Indonesia di Wuhan bertemu Gubernur Jawa Timur. (Suara.com/Arry Saputra)

SuaraJatim.id - Pertemuan para wali mahasiswa dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Rabu (29/1/2020) malam, memperlihatkan bagaimana perasaan sedih dan kekhawatiran para orang tua yang anaknya masih berada di Wuhan, China.

Salah satunya adalah Fahrurrozi (34), kakak kandung dari Husnia, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang merasa khawatir adiknya tak kunjung di evakuasi dari Wuhan, kota pertama kali ditemukannya virus corona baru.

Ia sangat berharap pemerintah bisa segera memulangkan adiknya tersebut agar bisa berkumpul kembali dengan keluarga.

"Tadi komunikasi, tanya kondisinya terakhir baik-baik saja. Mereka di sana menyampaikan hanya ingin pulang," ucapnya usai bertemu dengan Khofifah.

Baca Juga:Berpisah dari Keluarga, Foto Perawat Dikirim ke Wuhan Ini Bikin Haru

Ia mengungkapkan, berdasarkan cerita adiknya yang berada di Wuhan, banyak toko-toko yang tutup. Sehingga untuk memenuhi logistik mereka harus berebut dengan warga lokal.

"Toko yang buka sedikit, jadi di sana rebutan sama warga lokal. Mungkin kalau uang tidak seberapa butuh, tapi kayak vitamin dan bahan makanan itu yang diperlukan," ungkapnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Herman Kusnadi (60). Ia mengatakan jika kedua anaknya Ilham Tri Kusnadi dan Ika Putri Laksmi yang tinggal di Xianning terkena dampak yang ada di Wuhan akibat virus corona.

"Meski jaraknya 120 kilometer dari Wuhan, mereka juga merasakan dampak krisis akibat virus itu. Kemarin dapat kiriman 280 yuan, itu kalau dirupiahkan jadi Rp 560 ribu dan itu untuk seminggu tidak cukup. Mereka kesulitan," katanya.

Di Kota Xianning, lanjut Herman, juga mengalami hal sama. Di sana banyak toko-toko yang juga tutup serta harus berebut dengan warga lokal ketika akan memenuhi kebutuhan logistik mereka.

Baca Juga:Curhat Sedih Penuh Tangis Orangtua Mahasiswi di Wuhan ke Gubernur Khofifah

"Anak-anak di sana sangat resah, karena semua kota dilockdown, dikarantina," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini