Corona Belum Masuk Surabaya, CFD Dihentikan Sementara untuk Pencegahan

Ini merupakan bagian dari kita dalam upaya menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat."

Dwi Bowo Raharjo
Sabtu, 14 Maret 2020 | 10:30 WIB
Corona Belum Masuk Surabaya, CFD Dihentikan Sementara untuk Pencegahan
Ilustrasi Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Surabaya, Jawa Timur. (Beritajatim.com)

SuaraJatim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, meniadakan sementara kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD). Hal ini untuk mencegah penularan virus corona yang sudah masuk Indonesia dan sedikitya menewaskan empat orang.

Seperti diberitakan beritajatim.com - jaringan Suara.com, Kegiatan CFD yang biasa berlangsung pada minggu pagi ditiadakan sementara di semua titik Kota Pahlawan.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya, Ikhsan mengatakan, keputusan peniadaan CFD diambil setelah melalui rapat koordinasi yang diselenggarakan pada Jum’at (13/03) pagi. Rapat tersebut dihadiri dari berbagai unsur, yakni Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging RSUD Dr. Soetomo, dinas-dinas terkait, Polrestabes Surabaya, Polres Tanjung Perak, TNI, dan para camat.

“Ini merupakan bagian dari kita dalam upaya menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat,” kata Ikhsan saat jumpa pers di Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya.

Baca Juga:Penjualan Adidas dan Puma Tergerus Corona

Di samping itu, Ikhsan menyatakan, tim dokter yang menangani Virus Corona atau Covid-19 di Surabaya juga merekomendasikan agar meminimalisir kegiatan-kegiatan yang dapat mengumpulkan massa, salah satunya yakni Car Free Day.

Namun begitu, pihaknya memastikan akan terus berkoordinasi dengan mereka hingga kegiatan seperti CFD ini dinyatakan aman. “Kita juga lakukan evaluasi terus, mana yang kegiatan ditunda dan mana yang tetap dilaksanakan,” jelasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Eko Agus Supiadi mengatakan, Car Free Day ditiadakan sementara untuk melindungi warga Surabaya dan mencegah penularan Virus Corona. Salah satunya yakni dengan meminimalisir kegiatan-kegiatan yang dapat mendatangkan kerumunan massa.

“Nah, ini untuk meminimalisir terkait penyakit Covid-19. Makanya untuk sementara waktu CFD ditiadakan sampai nanti tim dokter menyatakan aman baru dilaksanakan lagi di semua titik,” kata Agus.

Menurutnya, peniadaan CFD sementara ini bukan untuk yang pertama kalinya. Sebab, beberapa waktu lalu, ketika terjadi peristiwa bom dan menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemkot Surabaya juga sempat meniadakan sementara kegiatan CFD di semua titik.

Baca Juga:Simak Protokol Penanganan Virus Corona untuk Transportasi Publik

“Kita beberapa kali meniadakan CFD dan tidak ada masalah. Karena ini demi keamanan dan kesehatan masyarakat Surabaya. Sampai nanti ada kajian lagi yang menyatakan aman,” terangnya.

Peniadaan sementara Car Free Day ini dilakukan di semua titik Kota Surabaya. Diantaranya, Jalan Raya Darmo (Taman Bungkul), Jalan Tunjungan, Jalan Jemur Andayani, Jalan Kembang Jepun dan Jalan Raya Kupang Indah.

Meski demikian, kasus Virus Corona hingga saat ini belum ditemukan di Surabaya, namun Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu panik, tapi tetap waspada.

Salah satunya yakni dengan menghindari atau meminimalisir daerah kerumunan massa. “Karena itu untuk sementara CFD ditiadakan,” kata Febria sapaan lekatnya.

Febria menyebut, bahwa menjaga kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun adalah cara yang terpenting dalam mencegah penularan Virus Corona. Selain itu, ketika mengalami batuk diharapkan agar menutup menggunakan tisu atau sapu tangan. “Hindari menutup dengan menggunakan tangan, tapi yang terpenting adalah tetap menjaga stamina tubuh, istirahat yang cukup dan menghindari stres,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging (Pinere) RSUD dr Soetomo Surabaya, dr. Soedarsono menjelaskan, penularan Virus Corona bisa terjadi secara tidak langsung maupun langsung. Contohnya secara tidak langsung yakni ketika seseorang berbicara, maka secara tidak sengaja ia bisa mengeluarkan percikan air liur yang kemudian jatuh ke tempat sekitar.

“Dari air liur yang jatuh tersebut secara tidak sengaja kemudian bisa terpegang oleh orang di sekitar dan orang itu tanpa cuci tangan setelah menyentuhnya,” kata dr. Soedarsono.

Sementara itu, penularan langsung bisa saja terjadi ketika seseorang berbicara dengan jarak dekat dan percikan air liurnya kemudian mengenai orang di sekitarnya. Karena itu kemudian pihaknya mengimbau agar meminimalisir interaksi di tengah-tengah kerumunan massa. “Nah, kita kan tidak tahu apakah di kerumunan massa itu ada yang sedang sakit atau tidak,” katanya.

Kendati demikian, dr. Soedarsono juga berpesan kepada seluruh masyarakat, khususnya warga Surabaya agar tak perlu panik dan cemas terhadap Virus Corona. Meski Surabaya tak ditemukan kasus Virus Corona, namun masyarakat juga harus waspada, tapi tetap secara proporsional. “Memang kenyataan yang selama ini di Surabaya negatif atau tidak ditemukan (Virus Corona),” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini