Selain itu, setelah mendapat kabar dari IDI Surabaya mengenai kebutuhan rumah sakit, Risma mengaku langsung bergegas mendirikan sebuah tempat karantina, yakni asrama haji yang hingga saat ini masih berjalan.
"Begitu dengar dari IDI, 'Bu, itu yang tidak terlalu parah disiapkan rumah sakit.' Saya pulang langsung ke asrama haji, 500 orang sudah bisa kami tampung," ujar Risma.
Selain itu, ia menegaskan jika Pemkot Surabaya memiliki puluhan Puskesmas yang mampu mengurusi pasien Covid-19. Bahkan, puskesmas mereka diklaim sudah bisa mengurus ribuan pasien.
"Bapak-ibu saya kasih tahu, kami yang rawat jalan 1.600 pasien. Itu di-handle Puskesmas. Puskesmas kami ada 63 dan ternyata bisa kok. Jadi, kalau itu masuk rumah sakit seberapa beratnya juga, bukannya saya enggak mau."
Baca Juga:Di Balik Risma Sujud, Benarkah Hubungan Pemkot Surabaya dan Jatim Retak?
Selain itu, dia juga mengaku sudah bekerja keras untuk mencegah penularan Covid-19 meluas. Bahkan, dia juga menceritakan tentang kerja yang dilakukan Dinas Kesehatan Surabaya.
"Untuk apa saya? Saya besok bisa mati kok, kalau bapak tahu, Dinas Kesehatan itu tiap hari jam 23.00 WIB baru pulang, pagi jam 04.00 WIB sudah saya bangunin semua. Saya enggak terima, jadi saya bantu enggak mau," katanya.
Selain itu, Wali Kota Risma juga mengatakan, jika pihaknya sudah berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan pihak rumah sakit dr Soetomo. Namun, ketika hendak mengirimkan bantuan alat pelindung diri (APD), pihak rumah sakit dr Soetomo menolaknya.
"Saya tidak bisa bantu ke sana, pak. Padahal rumah sakit lain kami bisa," kata dia.
Dia juga mengaku, tidak ingin ada warganya yang mati karena Covid-19. Namun, juga tidak ingin ada warga Kota Pahlawan yang mati karena kelaparan.
Baca Juga:Buntut Risma Merangkak Sujud Minta Maaf, Dokter Joni Buka Suara
"Kami ini sudah bekerja keras, berat. Apa dikira saya rela warga saya mati karena Covid-19 atau mati karena tidak bisa makan? Pak, semalam saya dan Linmas sekitar pukul 03.00 WIB masih ngurusi warga bukan Surabaya, warga bukan Surabaya aja kami masih urus, apalagi warga Kota Surabaya," tegasnya.