Penulis buku ‘Ulama Bawean dan Jejaring Keilmuan Nusantara abad XIX-X’ itu juga menuturkan, setelah singgah di pulau tersebut dan menaklukkan penduduk setempat, Belanda membuat benteng dan pusat administrasi. Bangunan itu saat ini lebih dikenal sebagai tempat pesanggrahan.
Lalu, apa respon penduduk setempat terkait datangnya penjajah di tempat mereka. Asnawi menjelaskan, warga Bawean kebanyakan tidak melawan atau memberontak.
Mereka pasrah dengan kedatangan tamu asing tanpa undangan itu.
Akibatnya sebagian dari penduduk setempat, dipekerjakan paksa oleh tentara penjajah ke luar pulau.
Baca Juga:Kisah Kejam Perawat Cantik Ditusuk di Jalan karena Tolak Lamaran Dosen
Sedangkan sebagian penduduk lagi, seperti perempuan dipaksa menganyam tikar untuk dipamerkan ke Belanda.
“Terkait orang yang gugur di kemerdekaan ada banyak, hanya saja belum lengkap ceritanya karena memang terbagi di beberapa desa di Pulau Bawean,” tuturnya.
Kontributor : Amin Alamsyah