Total ada 30 kelas yang digunakan uji coba KBM di SMADA. Masing-masing kelas telah terpasang perisai, dan untuk satu kelasnya hanya diisi 12 siswa.
"Jadi satu kelas hanya diisi 30 persen," ungkap Rita.
Rita menuturkan, pihaknya juga telah memerintahkan orang tua siswa menyiapkan bekal untuk anak-anaknya.
Hal itu supaya para siswa tidak membeli makanan ringan dan minuman di luar sekolah.
Baca Juga:Sekolah di Sumbawa Gunakan Handy Talkie untuk Belajar Jarak Jauh
"Anak tidak boleh menggunakan kendaraan umum, hanya boleh jalan kaki, bersepeda motor atau diantar orang tua. Khusus kelas XI karena sudah punya SIM dipersilakan menggunakan sepeda motor," katanya.
Dalam uji coba KBM ini, tutur Rita, pihaknya tak mewajibkan para siswa masuk sekolah.
Misalnya hari ini, ada sekitar 24 siswa yang membolos karena tak diizinkan orang tua. Rita tak mempermasalahkan hal itu.
"Alasan orang tuanya, mereka tidak mengizinkan karena masih khawatir (masih pandemi Covid-19 ) saja. Kemudian ada juga yang habis bepergian," sebutnya.
Salah satu siswa SMADA, Raditya (17), mengaku senang bisa bersekolah sehingga bisa bertemu dengan teman-temannya.
Baca Juga:Kisah Pelajar Lereng Gunung Slamet Belajar Pakai Handie Talkie
Pembelajaran di kelas, kata Raditya, lebih baik ketimbang belajar online.