Penjelasan Medis Gadis Probolinggo Mati Hidup Lagi, Lalu Meninggal Lagi

Peristiwa itu terjadi di RSUD dr Mochammad Saleh Kota Probolinggo beberapa waktu lalu.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 19 Agustus 2020 | 17:04 WIB
Penjelasan Medis Gadis Probolinggo Mati Hidup Lagi, Lalu Meninggal Lagi
Ilustrasi (Foto: shutterstocks)

SuaraJatim.id - Peristiwa mengenai seorang gadis 12 tahun dinyatakan hidup lagi saat jenazahnya hendak dimandikan oleh kerabatnya merupakan suatu fenomena dalam dunia medis.

Peristiwa itu terjadi di RSUD dr Mochammad Saleh Kota Probolinggo beberapa waktu lalu.

Rumah sakit yang menangani pasien tersebut memberikan penjelasan mengenai kejadian itu. Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh dr Abraar HS Kuddah mengatakan bahwa ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi seseorang bisa hidup kembali setelah dinyatakan meninggal.

"Bisa karena karbon dioksida atau jumlah kalium yang tinggi di dalam darah, itu juga bisa terjadi. Fenomena seperti ini jarang terjadi. Meskipun sudah ada penelitian masih belum ada ujungnya," jelas Abraar saat dihubungi SuaraJatim.id, Rabu (19/8/2020).

Baca Juga:Sebelum di Probolinggo, Ternyata Sudah Ada Lima Kisah Jenazah Hidup Lagi

Abraar menceritakan, ketika pasien tersebut masuk rumah sakit sudah dalam keadaan tak sadarkan diri.

Dia juga mengalami hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) dan hipertermia (suhu tubuh yang tinggi).

"Masuk rumah sakit itu keadaanya sudah shock, suhunga sampai 39 derajat. Dia juga masuk dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ini bisa terjadi karena faktor kelainan pada sel-sel pankreasnya," katanya.

Dalam kondisi itu, pasien sudah dinyatakan meninggal dalam tanda vital. Yakni detak jantungnya sudah berhenti dan pernafasan juga tidak ada.

Namun, secara kinerja otak tidak bisa ditandai.

Baca Juga:Geger, Bocah di Probolinggo Hidup Lagi Saat Dimandikan, Sejam Kemudian...

"Kalau secara otak tidak mengetahui karena tidak bisa (diperiksa). Makanya pada kasus-kasus tertentu kita diwajibkan menunggu dua jam," tutur Abraar.

Namun, karena kultur di Indonesia apabila ketika ada seseorang yang meninggal kebanyakan langsung di bawa pulang jenazahnya.

Karena apabila menunggu selama 2 jam rumah sakit akan dikira melakukan penahanan jenazah.

"Karena kultur di Indonesia seperti itu ya kita tidak bisa, mereka pinginnya cepat pulang. Kalau ditahan nanti dikiranya nahan jenazah. Kita juga gak bisa terlalu saklek dalam menjalankan suatu peraturan gitu, kadang-kadang ada masyarakat yang tidak bisa menerima," tuturnya.

Seharusnya lanjut Abraar, fenomena yang terjadi bisa dilakukan penelitian forensik untuk mengetahui penyebab orang yang dinyatakan meninggal bisa hidup kembali.

"Kalau penyebabnya ada hubungan penyakit bisa juga, cuman detail-detailnya dilakukan penelitian forensik, tapi kan di sini juga nggak ada dan keluarga belum tentu juga mau," ujarnya.

Meski sempat menunjukkan tanda-tanda kehidupan sesaat setelah dinyatakan meninggal dunia oleh rumah sakit dan mendapatkan perawatan, gadis tersebut dinyatakan meninggal.

"Iya pasti (meninggal) karena ini hanya suatu fenomena saja yang hanya bersifat sementara," pungkasnya.

Kontributor : Arry Saputra

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini