Kata Penolak KAMI: Kalau Mau Nyapres Nanti 2024, Sabar Jenderal!

"Gerakan KAMI ini bisa menjadikan konflik horizontal, di mana Surabaya sudah kondusif, jangan diisi lagi dengan gerakan atau ujaran-ujaran kebencian," kata Gus Maftuh.

Muhammad Taufiq
Senin, 28 September 2020 | 15:24 WIB
Kata Penolak KAMI: Kalau Mau Nyapres Nanti 2024, Sabar Jenderal!
Ratusan massa menolak acara KAMI di Gedung Juang, Kota Surabaya (Foto: Beritajatim)

SuaraJatim.id - Sejumlah organisasi kemasyarakatan di Kota Surabaya menggelar aksi bersama menolak rencana silaturahmi dan deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Surabaya, Senin (28/09/2020).

Mereka juga mendukung kepolisian membubarkan acara tersebut. Seperti dikatakan Ketua Jaringan Masyarakat Melek Politik (JMMP) Kota Surabaya, Ismail Busro. Menurutnya, langkah Polda Jatim dalam membubarkan deklarasi KAMI sangat tepat.

Sebab selain membahayakan warga terkait penyebaran Covid-19 juga gerakan itu memanfaatkan kondisi yang lagi prihatin melawan wabah dengan misi politis.

"Lebih baik monggo bareng-bareng melawan Covid-19. Kalau mau nyapres nanti 2024, itupun kalau ada partai yang mau mengusung dan rakyat mendukung. Sabar jenderal, Jatim dan Surabaya tidak mudah untuk diprovokasi politik," katanya.

Baca Juga:Teddy PKPI Mengaku Pernah Hajar Gatot Nurmantyo saat Masih Panglima TNI

Kemudian Forum Komunikasi Kiai Kampung Indonesia (FK3I). Ketua FK3I, Gus Maftuh sangat mendukung pembubaran deklarasi KAMI di Surabaya.

Di samping pemberitahuan tempat yang tidak valid, kegiatan KAMI hanya gerakan politik yang berkedok moral dilakukan oleh segelintir orang yang mengaku sebagai tokoh nasional.

Gus Maftuh juga meyakini gerakan KAMI adalah gerakan yang kental dengan nuansa politik. "Mereka hanya ingin mencari panggung, gerakan yang sakit hati atau tidak puas atas kekalahan Pilpres 2019 kemarin," katanya.

Di samping itu, Gus Maftuh menyayangkan gerakan KAMI pada saat negara berperang melawan Covid-19. Gerakan ini dinilai mengabaikan protokol kesehatan yang bisa menjadi klaster baru penyebaran virus.

"Gerakan KAMI ini bisa menjadikan konflik horizontal, di mana Surabaya sudah kondusif, jangan diisi lagi dengan gerakan atau ujaran-ujaran kebencian," katanya, seperti dikutip dari beritajatim.com, jejaring suara.com.

Baca Juga:Kritik Pernyataan Refly Soal Pencopotan Gatot, Ferdinand: Terlalu Bodoh

"Kami sangat mengapresiasi Polda Jatim karena telah membubarkan deklarasi KAMI. Mereka (KAMI) melakukan kegiatan tidak sesuai dengan surat pemberitahuan dan melanggar protokol Covid-19," katanya.

Gus Maftuh juga membeberkan kalau deklarasi itu pelaksanaannya di Graha Zabalnur Jalan Jambangan Surabaya yang dalam pemberitahuannya di Gedung Juang 45 Surabaya. "Jadi, memang layak untuk dibubarkan, karena pihak kepolisian pun belum memberikan izin acara tersebut," katanya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan massa dari berbagai elemen di Kota Surabaya melakukan aksi penolakan deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jatim di Gedung Juang 45 di Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya dan Graha Zabalnur yang dihadiri Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, Senin (28/9/2020).

Pantauan di lokasi sekitar pukul 09.00 WIB, massa ormas yang tergabung dalam Surabaya Adalah Kita, memblokade pintu masuk Gedung Juang 45.

Mereka berusaha mencegat setiap anggota KAMI Jatim yang akan masuk gedung tersebut. Beberapa kali, pengendara motor atau mobil yang akan masuk Gedung Juang 45 dirazia oleh massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Surabaya, Koalisi Indonesia Tetap Aman (KITA) dan Maluku 1 Rasa (M1R).

Beberapa spanduk pun dibentangkan massa aksi. Seperti ‘Aliansi Pemuda Surabaya Menolak Kehadiran KAMI Barisan Sakit Hati Pemecah Belah Bangsa’, ‘Arek Suroboyo Menolak KAMI dan KAMI Ojok Banci, Nek Wani Nggawe Partai, Ojo Cuma Dadi Provokator’ ini dibentangkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini