SuaraJatim.id - Paguyupan Arek Suroboyo, Kusnan Hadi, yang turut tergabung dalam aksi demonstrasi di Gedung Juang 45 menolak KAMI, merespon tudingan Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantro yang menyebut demonstran bayaran.
"Kalau Jenderal Gatot bilang gitu berarti ya memang sering dilakukan oleh Jenderal Gatot. Mengumpulkan orang, mengajak orang kumpul, terus orang dibiayai, terus ngasi orang nasi bungkus, kalau jenderal Gatot bilang gitu ya kebiasaan dia, kebiasaan mantan jenderal yang sakit hati terhadap negara," ujarnya pada SuaraJatim.id, Senin (28/9/2020).
Kusnan mengingatkan Jenderal Gatot, bahwa ada seorang Jenderal, yakni Malaby, yang tewas saat perang 10 November di Surabaya.
"Ini Surabaya Jenderal. Malaby pernah mati di sini jenderal, yang ingin mengoyak negara ini, Malaby pernah mati, Jenderal aktif itu," katanya.
Baca Juga:Gatot Tantang Pendemo KAMI Agar Nanti Bawa Massa Lebih Banyak Lagi
Selain itu, Kusnan meminta agar Gatot mempersiapkan banyak nyawa, jika merusak tatanan negara. "Siapapun yang ingin mengoyak negara ini, kalau sudah masuk ke Surabaya, disiapkan 9 nyawa, pesannya anak Surabaya. Dan jangan pernah bilang kami ini dibayari," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Kiai Kampung Indonesia (FK3I), Gus Maftuh, enggan menanggapi tudingan Gatot. "Pernyataan yang tidak perlu ditanggapi," katanya cekak.
Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menyindir para demonstran di Gedung Juang 45 dan Graha Jabalnur Kota Surabaya. Gatot menyebut para demonstran itu masa bayaran.
"Jadi, keberadaan KAMI ini menjadi berkah. Kalau perlu besok demonya yang banyak lagi. Artinya, ada rezeki bagi rekan-rekan kita yang memerlukan uang untuk ikut demo," kata Gatot kepada wartawan di Masjid As-Salam Puri Mas Surabaya, Senin (28/09/2020).
"Mungkin ayahnya baru saja di PHK, dan memerlukan uang untuk keluarganya," kata Gatot melanjutkan.
Baca Juga:Kiai Kampung Tolak KAMI: Mereka Cari Panggung, Sakit Hati Kalah Pilpres
Gatot juga mengimbau kepada koleganya di KAMI harus bersyukur. "Karena yang demo di sana karena kehadiran KAMI akhirnya ada demo. Demo kan dibayar. Dalam ekonomi susah seperti ini, ada rekan-rekan yang kesulitan dan ada tawaran ya diterima,” tuturnya.
Gatot kemudian menyebut, kondisi ekonomi anggota KAMI Jatim lebih baik. Karena menurutnya, anggota KAMI mengeluarkan biaya pribadi untuk membeli bensin menuju Gedung Juang 45. Berbeda dengan pendemo di Gedung Juang 45 yang malah dibayar.
"Itu kan beda, kalau KAMI ke sana keluar (ongkos) bensin dan sebagainya. Kondisinya lebih baik. Maka, semua saya ajak berdoa agar semua yang demo di Jabalnur dan Gedung Juang 45, kembali ke rumah masing-masing dengan selamat dan membawa uang sekadarnya untuk keluarganya," ujarnya.
Sementara itu, Rochmat Wahab, salah satu deklarator dan Presidium KAMI Pusat menambahkan, KAMI tidak pernah berniat untuk menjadi musuh pemerintah. Pihaknya tidak akan menggunakan cara-cara yang tidak beretika.
"Kita punya hak berkumpul dan berdiskusi. Saya yakin ini bukan akhir. Gerakan kita gerakan moral dan lahir dari orang-orang yang berintegritas," ujarnya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa