Tidak Sesuai Kultur Pesantren, Massa Santri Desak Penutupan Tempat Wisata

Tokoh dan pengasuh pesantren yang berada di sekitar wisata tersebut telah membuat pernyataan sikap agar keberadaan lokasi itu dikaji dan dipertimbangkan demi kemaslahatan.

Chandra Iswinarno
Senin, 05 Oktober 2020 | 12:05 WIB
Tidak Sesuai Kultur Pesantren, Massa Santri Desak Penutupan Tempat Wisata
Massa Santri mendesak penutupan tempat wisata di Pamekasan. [Beritajatim.com]

SuaraJatim.id - Kawasan Wisata Bukit Bintang yang berada di Dusun Beltok Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan didesak untuk ditutup.

Desakan tersebut disampaikan sejumlah massa dari kalangan masyarakat dan santri yang berada di sekitar lokasi wisata tersebut pada Senin (5/10/2020).

Sebelumnya, sejumlah tokoh dan pengasuh pesantren yang berada di sekitar wisata tersebut telah membuat pernyataan sikap agar keberadaan lokasi tersebut dikaji dan dipertimbangkan demi kemaslahatan bersama.

Pernyataan sikap itu ditandatangani pada 8 September 2020 dan ditujukan kepada Kapolsek Palengaan, dilengkapi dengan tembusan kepada Camat Palengaan, Koramil Palengaan, serta Kepala Desa Larangan Badung.

Baca Juga:Desa Wisata Grogol akan Denda Pelaku Asusila Rp 2 Juta!

Ada lima poin yang dijadikan bahan pertimbangan, yakni lokasi wisata yang berdekatan dengan lembaga-lembaga pendidikan Islam, potensi campur aduk laki-laki dan perempuan yang tidak sesuai dengan kultur pesantren sebagai pengembangan pendidikan Islam.

Selain itu juga terdapat poin tentang adanya potensi para santri yang akan melanggar aturan yang mengakibatkan keresahan dari kalangan pemimpin pesantren.

Serta, mencegah tumbuh kembangnya wisata baru yang mengikis moral masyarakat khususnya di kalangan pesantren.

“Dari itu kami meminta pihak terkait agar segera menutup lokasi (Bukit Bintang) ini, karena keberadaan wisata ini sangat tidak etis karena berdekatan dengan pusat pendidikan Islam di Pamekasan, yaitu pesantren,” kata salah satu orator aksi seperti dilansir Beritajatim.com-jaringan Suara.com.

Aksi tersebut dilakukan sebagai upaya konkrit bentuk pencegahan terhadap potensi persoalan sosial, terlebih poin pernyataan sikap dengan pertimbangan bijak dari para pimpinan pesantren di sekitar lokasi sudah disertakan ke pihak terkait sebagai upaya koordinasi dan konsolidasi antara tokoh dan pemerintah.

Baca Juga:Peduli Wisata, PMM UMM Tambahkan Tempat Sampah di Area Wisata Gunung Budheg

“Dari itu kami meminta pihak terkait, khususnya pemerintah kabupaten Pamekasan agar segera melakukan langkah konkret dengan menutup lokasi ini karena lebih banyak mudharat dibandingkan manfaat,” pungkasnya.

Dalam aksi tersebut terdapat sejumlah personel pengamanan dari jajaran TNI-Polri, serta petugas Dishub dan Satpol-PP Pamekasan. Mereka disiagakan guna mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini