SuaraJatim.id - Institut Angkatan Laut AS (USNI), memosting gambar citra satelit menunjukkan fasilitas pelatihan lumba-lumba di pangkalan angkatan laut di Nampo, yang terletak di pantai barat Korea Utara (Korut). Artikel itu menambahkan fasilitas itu diyakini sudah ada sejak 2015, karena kandang hewan muncul di dekat galangan kapal di dekat unit angkatan laut sekitar waktu itu.
"Tetapi aktivitas utama dipindahkan ke sebuah situs yang lebih jauh ke sungai di pinggir kota," tulis laporan itu, dilansir laman Express.co.uk, Senin (16/11/2020).
USNI menambahkan, fasilitas tersebut terlihat mirip dengan pusat pelatihan lumba-lumba yang telah dikembangkan oleh militer AS dan Rusia.
"Pangkalan ini, mungkin tempat lumba-lumba diternakkan, mulai dikembangkan pada Oktober 2016," kata USNI.
Baca Juga:Krisis Pangan, Kim Jong Un Ancam Warga yang Ketahuan Buang Makanan
Namun, artikel itu menambahkan bahwa kandang ini bisa jadi "sejenis peternakan ikan".
"Korea Utara telah meningkatkan penekanan pada budidaya ikan dalam beberapa tahun terakhir dan mereka berkembang biak di seluruh negeri. Banyak yang dijalankan oleh angkatan bersenjata," tulis laporan tersebut.
Lumba-lumba dan singa laut dilatih di Amerika oleh Program Mamalia Laut Angkatan Laut AS (NNMP), di San Diego, California. Mereka dikatakan berguna untuk mendeteksi ranjau bawah air.
Angkatan Laut Rusia juga dilaporkan menggunakan paus beluga untuk operasi militer.
Tahun lalu, laporan dari Norwegia mengklaim seekor paus telah ditemukan mengenakan tali kekang Rusia dan kamera GoPro. Ini memicu kekhawatiran bahwa itu adalah mata-mata Angkatan Laut Rusia.
Baca Juga:Korut Krisis Pangan, Kim Jong Un Hukum Warga yang Buang-Buang Makanan
Laporan USNI menambahkan, lumba-lumba dapat digunakan di Korea Utara untuk mendeteksi bahan peledak bawah air. Mereka juga dapat memeriksa kabel dan perangkat sonar di dasar laut.
"Perenang manusia tidak dapat bersaing dengan lumba-lumba atau anjing laut dalam hal kecepatan, kelincahan, dan kemampuan alami untuk 'melihat' di air yang gelap atau keruh. Ini bukan kontes, tetapi karena mereka tidak dapat mengidentifikasi apakah penyelam adalah teman atau musuh, mereka hanya akan digunakan untuk menandai target dengan memasang pelampung. Ini juga lebih praktis untuk tujuan pelatihan. Penyelam musuh kemudian bisa ditangani dengan granat atau jaring dengan kait hiu," jelas laporan USNI.