SuaraJatim.id - Sejumlah aktivitas penambangan pasir di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menjadi jalur aliran lahar Gunung Semeru diminta dihentikan lebih dahulu.
"Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, pasir panas di DAS tingginya sudah sekitar 30 meter dari dasar sungai. Wajib bagi siapa saja mewaspadainya dan tidak berada di sekitar DAS," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq, saat memantau lokasi, seperti dikutip dari Antara, Selasa (01/12/2020).
Ia meminta penambang pasir tak melakukan aktivitas, begitu juga warga selalu berhati-hati dan tak berada di kawasan DAS melakukan kegiatan apapun.
"Dikhawatirkan ada letupan sekunder terjadi. Apalagi kalau sewaktu-waktu hujan yang tentu arusnya ke mana-mana sehingga semua harus waspada, terutama masyarakat di sekitar DAS," ucapnya.
Baca Juga:Sebanyak 550 Warga Mengungsi Setelah Gunung Semeru Semburkan Awan Panas
Bupati Thoriq mengaku mendapat laporan dan penjelasan dari Pos Pantau bahwa aktivitas di Gunung Semeru pada Senin pukul 23.55 WIB masih normal atau sebagaimana hari-hari biasanya.
Namun, mulai pukul 1.23 WIB, guguran awan panas sudah mulai terlihat hingga jaraknya 1 kilometer, dan peningkatan cukup signifikan sejak pukul 1.45 WIB.
Awan panas sekaligus percikan api, kata dia, ditambah letupan dari Gunung Semeru berkali-kali hingga sampai pada pukul 4.33 WIB.
"Hampir 3 jam awan panas disertai dengan letusan kawah Gunung Semeru," kata mantan anggota DPRD Jatim tersebut.
Jarak awan panas hingga turun ke DAS, alirannya mencapai 11 kilometer atau sampai ke daerah Curah Koboan.
Baca Juga:Beredar Video Gunung Semeru Keluarkan Lava Pijar, Begini Faktanya!
Setelah pukul 4.33 WIB, lanjut dia, aktivitas sudah agak reda dan turun sampai sekarang.
- 1
- 2