Pengrajin Topeng Barongsai Sedih Penjualan Menurun di Hari Imlek

Tidak ada lagi pembeli dari luar negeri dan luar pulau

Muhammad Yunus
Sabtu, 13 Februari 2021 | 05:36 WIB
Pengrajin Topeng Barongsai Sedih Penjualan Menurun di Hari Imlek
Pengrajin topeng barongsai di Surabaya / [SuaraJatim.id / Dimas Angga P]

SuaraJatim.id - Pengrajin topeng barongsai di Jalan Gubeng Kertajaya 7 Raya Surabaya bersedih di hari Imlek.

Perempuan yang akrab disapa Suzana (47 tahun) ini curhat pada SuaraJatim.id, jika pada tahun baru Imlek saat ini, penjualan topengnya turun drastis.

Ia mengaku, penjualan topengnya tidak seramai tahun baru Imlek sebelumnya. Bahkan, omsetnya turun sekitar 70 persen.

"Menurun, biasanya 250 topeng atau 200 sekarang maksimal 70-80 topeng nggak tentu. Nggak kayak dulu," ujar Suzana, Jumat (12/2/2021).

Baca Juga:Imlek, Jumlah Pasien Covid-19 Sembuh di Jakarta Cetak Rekor, Tambah 5.757

Penjualan topeng yang dulunya sampai ke luar negeri. Singapura, dan juga Hongkong. Imlek tahun ini, penjualannya hanya domestik, dan paling jauh ke daerah Tegal.

"Iya lumayan pengambilannya tahun lalu. Pasar Atom, tapi sekarang tidak pengambilan total. Yang sekarang pengambilan total masih di Pasar Simo. Saat ini lagi membuatkan pesanan dari Madura dan Tegal," terangnya.

Sebelum pandemi, Suzana mengakui pemesan topeng barongsai di tempatnya ada yang dari luar pulau. Mulai Kalimantan, Madura, dan lainnya. Mereka memesan melalui media sosial.

"Kalau yang dari Hongkong mereka minta motif yang benar-benar bagus," ujar Suzana.

Selain membuat topeng barongsari, Suzana mengaku juga membuat topeng japlokan, reog, dan banteng. Semuanya dibuat sesuai pesanan.

Baca Juga:Libur Imlek Diguyur Hujan, Palembang Dikepung Banjir

Sementara untuk topeng barongsai yang ia jual, mulai harga Rp 50 ribu untuk ukuran kecil dan yang berukuran besar sampai Rp 225 ribu.

Pengrajin topeng barongsai di Surabaya, Suzana / [SuaraJatim.id / Dimas Angga P]
Pengrajin topeng barongsai di Surabaya, Suzana / [SuaraJatim.id / Dimas Angga P]

Suzana mengaku awal mula menjadi pengerajin topeng barongsai pada awal tahun 2006. Pertama yang membuat topeng ialah suaminya Dwi Setyawan (45 tahun). Saat itu, ia membuat topeng barongsai untuk anaknya. Namun oleh istrinya diminta membuat banyak untuk jual dan berjalan hingga sekarang.

"Waktu itu mau membuatkan topeng untuk anak saya, kok bagusm saya yakinkan untuk membuat banyak terus dijual hingga berjalan sampai saat ini," tandas Suzana.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini